tag:blogger.com,1999:blog-62424552156974350212024-02-07T10:38:40.827+07:00LitMeDTimesPendidikan terbaik adalah dengan teladan yang baik.Insan Kamil Malanghttp://www.blogger.com/profile/02781779315912174172noreply@blogger.comBlogger273125tag:blogger.com,1999:blog-6242455215697435021.post-29258163452446256352020-05-13T10:40:00.001+07:002020-05-13T10:40:22.777+07:00Work From Home (WFH) Dan Nasib Guru<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>AR-SA</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:DontVertAlignCellWithSp/>
<w:DontBreakConstrainedForcedTables/>
<w:DontVertAlignInTxbx/>
<w:Word11KerningPairs/>
<w:CachedColBalance/>
</w:Compatibility>
<w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]-->
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; mso-outline-level: 1;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; mso-outline-level: 1;">
<span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: text1;"><span class="msoIns"><ins>Pandemi
yang diumumkan WHO sejak awal Maret berdampak pada banyak sektor, termasuk
pendidikan.</ins></span> <span class="msoIns"><ins>Sejak pandemi yang melanda, aktivitas
dunia pendidikan berpindah ke rumah. Kegiatan belajar mengajar (KBM) siswa yang
mulanya bersama para guru menjadi berasama para orang tua. Begitupun dengan
guru, yang mulanya mengajar di sekolah, para guru mengajar dari rumah saja.</ins></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: text1;"><span class="msoIns"><ins>Kebijakan Work from Home (WFH)
bagi para guru dilakukan untuk mendukung kebijakan Social Distancing sudah
tepat di tengah situasi pendemi saat ini. Bahkan, beberapa daerah termasuk Jawa
Timur dengan adanya SE Sidiknas sudah memperpanjang WFH sambil melihat
perkembangan yang ada.</ins></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: text1;"><span class="msoIns"><ins>Kebijakan pemerintah yang
mendadak namun harus dipatuhi dan dijalani demi keselamatan dan memutus mata
rantai penularan virus Covid-19. Tentu saja setiap sekolah kelabakan dan
mencari cara bagaimana peran guru yang biasanya di sekolah pindah ke rumah.</ins></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: text1;"><span class="msoIns"><ins>WFH bagi para guru membutuhkan
perangkat teknologi seperti alat gadget, sama halnya bagi siswa dan orang tua
juga memerlukan gadget untuk mengikuti learning from home (LFH). WFH dalam
menggunakan fungsi gadget masih tergantung dari kapasitas alat setiap guru,
kuota, signal, materi dan rencana pembelajaran.</ins></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: text1;"><span class="msoIns"><ins>Di hari pertama, guru masih
bisa menjalani WFH dengan senang. Ternyata masa WFH yang diberlakukan bukan
hitungan 1 sampai 2 hari, namun sudah 3 pekan dan ditambah lagi hingga 21 April
2020 mendatang.</ins></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: text1;"><span class="msoIns"><ins>Di sekolah pada umumnya,
setiap guru memegang 20-30 anak, lalu pelaporan dalam bentuk video atau foto
akan memakan kuota, memori, belum lagi kendala sinyal.</ins></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: text1;"><span class="msoIns"><ins>Lambat laun WFH ini membuat
guru semakin bingung bagaimana memberikan materi yang harus dijabarkan dan
dipraktekkan langsung pada siswa, hanya bisa lewat tayangan atau video call
saja. Tentu tidak semua guru pandai mengoperasikan berbagai aplikasi gadget,
malah lebih banyak yang gaptek, sehingga mempengaruhi LFH siswa dan orang tua.</ins></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: text1;"><span class="msoIns"><ins>Sementara tugas dan materi
dari guru hampir setiap hari agar mata pelajaran tuntas disajikan. Proses
belajar yang sejatinya harus menggembirakan jadi seperti kejar setoran. Suasana
tambah panik saat kuota habis. Atau WFH terkendala saat jaringan tak kunjung
datang. Akhirnya kendala tersebut menjadi beban pikiran dan menimbulkan stres.
Padahal stres bisa menurunkan sistem imun dalam tubuh dan hal ini berbahaya
dalam kondisi pandemi.</ins></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: text1;"><span class="msoIns"><ins>Akhirnya, di saat guru stres,
guru yang sudah berusaha menunaikan WFH menjadi tertuduh dari kepanikan orang
tua dan murid karena ikutan stres dengan tugas yang datang setiap hari. Harus
diakui, tidak semua guri bisa kreatif, apalagi tanpa koordinasi dengan sekolah
mengenai langkah apa yang akan ditempuh.</ins></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: text1;"><span class="msoIns"><ins>Memang seharusnya para guru
berinisiatif agar LFH siswa dan orang tua tak membosankan. Guru juga dituntut
kreatif dan menciptakan pembelajaran yang menyenangkan. Diharapkan guru dan
siswa berinteraksi secara normal seperti pembelajaran hari-hari saat tatap
muka.</ins></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: text1;"><span class="msoIns"><ins>CNN Indonesia pertanggal
(17/12’2019) menyebutkan ada sekitar 2.7 juta guru tersebar di seluruh
Indonesia dan belum seluruhnya mendapatkan gaji yang layak, termasuk guru
honorer. Dmana pusat dan daerah masih suka saling lempar tangan siapa yang
membiayai gaji para guru tersebut.</ins></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: text1;"><span class="msoIns"><ins>Belum lagi berbicara fasilitas
tempat mengajar. Beberapa guru dengan resiko tinggi harus mengajar di pelosok
bahkan pedalaman dengan akses mobilisasi yang tak mudah dan tak aman. Dan guru
mengajar di sekolah yang sudah tak layak, hampir roboh.</ins></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: text1;"><span class="msoIns"><ins>Tentu guru honorer di masa normal
tanpa WFH karena kebijakan social distancing saja sering mengalami gaji telat
cair bertubi-tubi. Terlebih di masa WFH dngan mengajar jarak jauh dengan metode
daring, tentunya terkait kesejahteraan guru saja semakin sulit untuk
terealisasi.</ins></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: text1;"><span class="msoIns"><ins>Maka pada posisi ini, guru
tentu tidak bisa disalahkan jika tidak bisa menjalankan perannya secara
optimal. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari di masa social distancing saja
sering bingung, apalagi membeli kuota tanpa ada pemasukan yang pasti semakin
membuat guru kalut dan bingung. Dalam proses WFH ini siapa yang seharusnya
menjamin para guru?</ins></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: text1;"><span class="msoIns"><ins>Nasib Guru Dalam Sistem
Kapitalisme</ins></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: text1;"><span class="msoIns"><ins>Upaya Dinas Pendidikan dalam
memfasilitasi peningkatan kompetensi guru faktanya masih minim dan kurang
tepat, belum menjamah seluruh penjuru negeri. Penilaian terhadap kinerja guru
melalui ujian online dan guru harus membaca modul dengan penjelasan kurang
memadai. Kurikulum sering berubah-ubah mengikuti pergantian menteri. Para guru
sibuk dengan berbagai administrasi. Belum lagi jika pengawas bertandang ke
sekolah, maka pecahlah tugas guru antara mengajar dan menyiapkan presentasi
serta laporan-laporan.</ins></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: text1;"><span class="msoIns"><ins>Bagi yang mau dan sudah
disertifikasi, harus memperbanyak jam mengajar. Untuk meningkatkan kompetensi
diri, para guru harus membeli buku dari kantong sendiri. Sementara gaji kurang
memadai untuk menutupi pemenuhan kebutuhan sehari-hari.</ins></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: text1;"><span class="msoIns"><ins>Guru dalam sistem kapitalisme
saat ini ditintut memenuhi kewajiban dengan profesional dan senang hati akan
tetapi tidak didukung fasilitas yang memadai. Tuntutan datang bukan hanya dari
dinas saja, namun orang tua tak kalah banyak tuntutannya terhadap guru.</ins></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: text1;"><span class="msoIns"><ins>Mirisnya, dalam sistem
kapitalisme sekuler guru dituntut melahirkan generasi beriman dan berakhlak.
Namun pelajaran dan perilaku siswa dijauhkan dari agama. Tayangan-tayangan baik
di televisi maupun internet memberi dampak buruk bagi tumbuh kembang pola pikir
dan pola sikap murid.</ins></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: text1;"><span class="msoIns"><ins>Pelaksanaan WFH di masa social
distancing ini menunjukkan bahwa negara belum siap melaksanakan pembelajaran
online. Pembelajaran online ternyata bukan hanya sebatas tersedianya alat
gadget, tapi harus didukung kompetensi para guru yang kreatif dan innovatif,
fasilitas, serta kesejahteraan guru.</ins></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: text1;"><span class="msoIns"><ins>Di dalam UUD 1945 dijelakan
bahwa pendidikan dan kesejahteraan menjadi tanggung jawab negara tapi saat ini,
negara mengabaikan amanah tersebut.</ins></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: text1;"><span class="msoIns"><ins>Tatkala para guru honorer
berkumpul di istana mengadukan dan menanyakan bagaimana nasib mereka? Para
pemimpin negeri dan pejabat tam ada yang datang menemui. Guru harus kembali
dengan tangan hampa dan mengemban amanah berat, sementara negara abai dan tak
peduli.</ins></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: text1;"><span class="msoIns"><ins>Islam Memuliakan Guru</ins></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: text1;"><span class="msoIns"><ins>Proses pendidikan dalam sistem
Islam mendapatkan perhatian yang istimewa. Pendidikan dalam pandangan Islam
memegang peranan penting bagi keberlangsungan kehidupan islam.</ins></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: text1;"><span class="msoIns"><ins>Dasar pendidikan adalah aqidah
Islam yang bertujuan membentuk syakhsiyah Islam, yakni pola pikir dan pola
sikap yang islami. Sehingga kurikulum dan materi yang diajarkan di sekolah
harus berlandaskan aqidah Islam saja.</ins></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: text1;"><span class="msoIns"><ins>Materi yang diajarkan terbagi
atas ilmu terapan dan tsaqofah. Ilmu terapan diberikan sesuai kebutuhan
sedangkan tsaqofah diberikan pada setiap jenjang. Sehingga baik guru maupun
anak tidak terbebani oleh tumpukan muatan pelajaran. Isi dari setiap amteri
tidak boleh menyimpang dari aqidah Islam.</ins></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: text1;"><span class="msoIns"><ins>Seorang guru boleh dan bahkan
diapresiasi untuk mengembangkan sarana dan tehnik pembelajaran, dalam rangka
mengoptimalkan proses pembelajaran. Islam mewajibkan negara menyediakan
fasilitas yang menunjang dan meningkatkan kompetensi guru dengan sungguh-sungguh.
Tak boleh ada seorang guru pun yang terdzolimi.</ins></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: text1;"><span class="msoIns"><ins>Kesejahteraan guru adalah
kewajiban negara. Pada zaman Khalifah Umar bin Khattab, guru mendapatkan
penghargaan yang sangat tinggi dari negara, termasuk pemberian gaji yang
memenuhi segala kebutuhannya, bahkan hingga berlebih. Jika dikurskan ke dalam
rupiah, bisa mencapai puluhan juta gaji yang diperoleh setiap guru.</ins></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: text1;"><span class="msoIns"><ins>Islam juga mewajibkan negara
untuk menyediakan perpustakaan. Sehingga para guru, ulama, pakar bisa menggali
ilmu pengetahuan yang akan diberikan pada anak didiknya, atau bereksperimen dan
melakikan uji coba dengan leluasa tanoa memikirkan kantong yang akan bolong.</ins></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: text1;"><span class="msoIns"><ins>Negara juga melindungi
rakyatnya dari informasi yang tiada manfaat dan menyimpang. Adanya media, baik
media cetak maupun media elektronik (TV, gadget) harus bersinergi dengan tujuan
pendidikan. Informasi asing difilter agar tidak ada peluang pemikiran yang bisa
merusak aqidah umat.</ins></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: text1;"><span class="msoIns"><ins>Islam akan menciptakan
ketenangan bagi para guru dalam menjalani dan menunaikan perannya secara profesional.
Para guru juga akan merasa tenang saat pembelajaran berpindah ke rumah. Adanya
perangkat teknologi merupakan bagian dari salah satu cara yang bisa menjadi
altenatif teknis pembelajaran. WFH ini, fasilitasnya disediakan oleh negara.</ins></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: text1;"><span class="msoIns"><ins>Sehingga guru akan berupaya
semaksimal dan seoptimal mungkin menunaikan WFH. Guru akan bersungguh-sungguh
menjalankan perannya berinteraksi dengan para siswa yang diampunya di rumah
lewat teknologi yang telah dijamin negara.</ins></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: text1;"><span class="msoIns"><ins>Islam sangat memperhatikan
kualitas proses pembinaan dan pendidikan. Sehingga penghargaan dan jaminan akan
senantiasa diberikan kepada guru. Baik saat tatap muka secara langsung maupun
WFH. Wallahu A’lam Bish Showab.[]</ins></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: text1;"><span class="msoIns"><ins>*Direktur LSM Golden Victory</ins></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: text1;"><span class="msoIns"><ins><a href="https://www.radarindonesianews.com/2020/04/afiyah-rosyad-work-from-home-wfh-dan-nasib-guru/?fbclid=IwAR1kGYjYKRT4zyKzzETpKFoYLizpR-vcDNq3mqiT_uky8gzl58Wlqq9j0j0" target="_blank">Sumber</a> </ins></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin-top:0in;
mso-para-margin-right:0in;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0in;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;}
</style>
<![endif]-->Insan Kamil Malanghttp://www.blogger.com/profile/02781779315912174172noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6242455215697435021.post-37614496026923489232015-12-22T11:34:00.000+07:002015-12-22T11:34:03.227+07:00* Ini Buktinya, Anak Makin Berprestasi Berkat Keterlibatan Ayah dalam Pengasuhan<h1>
<br /></h1>
<div class="data">
<br />
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<figure class="image" style="clear: left; display: inline-block; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="" class="img-responsive" height="207" src="http://www.ayahbunda.co.id/img/images/anak%20berprestasi%20karena%20ayah%20utama.jpg" width="400" />
<figcaption>Fotosearch</figcaption>
</figure><br />
<div style="text-align: center;">
</div>
<br />
<br />
Sejumlah riset dan studi menunjukkan, keterlibatan Anda para ayah dalam
mengasuh anak sangat penting dan dapat memberikan kontribusi positif
bagi anak dalam kehidupannya kelak. Berikut ini beberapa hal yang akan
dimiliki anak saat Anda ikut andil dalam mengasuhnya.<br />
<br />
<strong>1. Lebih percaya diri</strong><br />
Saat bermain dengan anak, Anda <em>kan</em> lebih senang mengajak anak melakukan aktivitas fisik seperti berlari, melompat, melempar, atau memanjat. Menurut <strong>Melanie</strong><strong> Horn</strong><strong>-</strong><strong>Mallers</strong> <strong>Ph.D</strong>,
profesor di California State University, Fullerton, AS dan pakar
mengenai studi keluarga, aktivitas ini bisa membuat anak lebih percaya
diri. Soalnya Anda akan mendorong ayunan lebih kencang atau menyemangati
anak untuk berani meluncur dari tempat yang tinggi. Ketika berhasil
melakukannya, si kecil tentunya akan semakin <em>pede</em>. Seolah Anda
ingin mengatakan, “Nak, dunia ini adalah tempat yang aman. Jadi mari
menjelajahinya dan percayalah dengan kemampuanmu.”<br />
<br />
<strong>2. Lebih pintar</strong><br />
Penelitian yang dilakukan oleh University of Guelph, Ontario, Kanada, pada tahun 2007 yang berjudul <em>The Effects of Father Involvement: An Updated Research Summary of the Evidence,</em>
bahwa anak yang turut diasuh oleh ayahnya sejak dini, memiliki
kemampuan kognitif lebih baik ketika memasuki usia enam bulan hingga
satu tahun. Selain itu, mereka juga memiliki IQ lebih tinggi ketika
menginjak usia tiga tahun dan berkembang menjadi individu yang mampu
memecahkan persoalan dengan lebih baik.<br />
<br />
<strong>3. Berani mengambil risiko</strong><br />
Ketika mengasuh anak, ibu cenderung khawatir dengan keselamatan anak.
Sebaliknya Anda mendorong anak untuk berani mengambil risiko. Psikolog <strong>Daniel Paquette</strong> dari University of Montreal, Montreal, Kanada, dalam studinya berjudul <em>Theorizing the Father-Child Relationship: Mechanisms and Developmental Outcomes</em>,
menemukan fakta bahwa saat bermain dengan anak, ayah akan berusaha
mendorong anak untuk mampu mengatasi hambatan dan berbicara dengan orang
asing. Saat berenang misalnya, Anda akan menyemangati anak untuk bisa
menyelam lebih dalam.<br />
<br />
<strong>4. Pandai bergaul</strong><br />
Dari riset terhadap 192 bayi yang dimuat dalam <em>Journal of Child Psychology and Psychiatry</em>, <strong>Dr. Paul Ramchandani</strong>, psikiater anak dari University of Oxford, Inggris, menemukan, bayi yang memiliki <em>bonding</em>
yang baik dengan ayahnya selama 3 bulan pertama kehidupannya, terbukti
setelah bersekolah akan menjadi anak yang pandai bergaul, populer di
antara teman-temannya, dan jarang memiliki masalah dengan
teman-temannya. Begitu juga setelah dewasa dan bekerja, mereka tumbuh
menjadi pribadi yang bahagia.<br />
<br />
<strong>5. Lebih disiplin</strong><br />
Ayah merupakan sosok yang tegas. Karena itu, saat mengasuh anak, Anda
juga berusaha membuat anak disiplin dengan cara yang lebih tegas. Dalam
bukunya yang berjudul <em>Partnership Parenting</em>, <strong>Dr. Kyle D. Pruett M.D.</strong>, psikiater anak dan profesor di Yale University, AS, serta <strong>Marsha</strong><strong> Kline Pruett</strong>,
menulis, ayah lebih tegas daripada ibu dalam menghadapi anak dan
menegakkan disiplin. Ibu, di sisi lain, lebih mengandalkan ikatan
emosional untuk mengubah perilaku anak. Pendekatan yang beragam dari
Anda dan istri ini terbukti sangat efektif dalam mendisiplinkan anak.<br />
<br />
<strong>6. Berani mencoba hal baru</strong><br />
Ketika bermain dengan anak, ayah tidak sekadar menghibur si kecil.
Berbeda dengan ibu yang cenderung selalu memberikan rasa aman dan
melindungi saat mengasuh anak, menurut <strong>Norma L. Radin</strong>,
pakar perkembangan anak dan profesor di University of Michigan, AS, ayah
mengajak anak untuk berani berinteraksi dengan dunia di sekitarnya dan
dengan orang lain. Anda juga mendorong anak untuk dapat mengeksplorasi
kekuatannya sendiri dan berani mencoba hal-hal baru, tentunya tetap
dalam pengawasan Anda.<br />
<br />
<strong>7.</strong> <strong>Lebih toleran dan pengertian</strong><br />
Menurut <strong>Dr. Howard Dubowitz, MD</strong>, ahli pediatri di University <em>of</em> Maryland Medical Center, Baltimore, AS, dalam artikelnya <em>Father Involvement and Children’s Functioning at Age 6 years: A Multisite Study</em>,
anak perempuan yang memiliki hubungan dekat dengan ayahnya memiliki
kenyamanan diri lebih tinggi dan lebih sedikit merasa depresi. Sedangkan
anak laki-laki yang diasuh dengan keterlibatan ayah akan lebih mengenal
dunia pria. Ia akan lebih sedikit merasa agresif, impulsif, dan tidak
egois. Pada saat dewasa kelak, mereka akan menjadi orang yang lebih
toleran dan pengertian.<br />
<br />
<strong>8. Lebih aktif</strong><br />
Kegiatan yang biasa dilakukan ayah dengan anak misalnya mencuci mobil,
belajar naik sepeda, atau, bermain bola. Aktivitas itu membuat anak
terhindar dari kegemukan. Menurut data <strong>Riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan Republik Indonesia</strong>
tahun 2013, 18,8% anak berusia 5-12 tahun mengalami masalah kegemukan,
dengan perincian kategori gemuk 10% dan sangat gemuk 8,8%.<br />
<br />
<strong>9. Lebih kreatif</strong><br />
Saat bersama anak, ayah akan mengisinya dengan aktivitas yang ‘liar’,
membuat mobil-mobilan dari kardus bekas, menggunakan sarung bermain
Ninja atau membaca dongeng dengan beragam ekspresi wajah. Pokoknya,
kreativitas ayah beda dengan ibu. Menurut <strong>Mark Runco, Ph.D</strong>, Direktur <em>Torrance Center for Creativity & Talent Development</em>
di University of Georgia, AS, semua anak memiliki potensi untuk menjadi
kreatif dan tugas orangtua untuk mewujudkannya. Anda ikut serta
mengembangkannya.<br />
<br />
<strong>10. Lebih Spontan</strong><br />
Saat akan pergi berkemah, misalnya, seorang ibu akan menyiapkan bekal
makanan. Sementara ayah lebih suka bereksperimen secara spontan untuk
memasak menggunakan api unggun. Bagi Anda, yang terpenting adalah anak
mendapat pengalaman baru dan belajar menghadapi risiko. Karena itu,
menurut <strong>Howard Steele</strong>, Direktur <em>Attachment Research Center Unit </em>dari <em>University College London</em>, Inggris, cara itu membuat anak lebih berani untuk mengutarakan pendapat dan lebih spontan dalam bertindak.<strong> (SAN/MON) <a href="http://www.ayahbunda.co.id/keluarga-psikologi/ini-buktinya-anak-makin-berprestasi-berkat-keterlibatan-ayah-dalam-pengasuhan">Sumber</a></strong>Insan Kamil Malanghttp://www.blogger.com/profile/02781779315912174172noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6242455215697435021.post-4376033462789671542014-04-22T12:45:00.000+07:002014-04-22T12:45:20.483+07:00** Adab Makan: Makan Sekadarnya<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhfKItzezDxed1LpKj2Pp0LSbp4IQjKiYxD1O_lQ9ySv1btkdpztLQuCOMQpruXMUd4gLipW7v8K0U71jWMUaHBGInmtCQi2qgiDC40UxAJ7tCC0k1e04uedexyLOwKnxRHTU1iC_BEecI/s1600/makan.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhfKItzezDxed1LpKj2Pp0LSbp4IQjKiYxD1O_lQ9ySv1btkdpztLQuCOMQpruXMUd4gLipW7v8K0U71jWMUaHBGInmtCQi2qgiDC40UxAJ7tCC0k1e04uedexyLOwKnxRHTU1iC_BEecI/s1600/makan.jpg" /></a></div>
<h3 class="post_title">
<br /></h3>
<time datetime=""></time>
<div align="center" class="arab" dir="RTL">
<strong>الْمِقْدَامَ بْنَ مَعْدِيكَرِبَ الْكِنْدِىَّ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّ اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ يَقُولُ</strong><strong>
« مَا مَلَأَ اِبْنُ آدَمَ وِعَاءً شَرًّا مِنْ بَطْنٍ حَسْبُ ابْنِ آدَمَ
أُكُلاَتٌ (و اللَّفْظُ لِإِبْنِ مَاجَه”لُقَيْمَاتٌ”) يُقِمْنَ صُلْبَهُ
فَإِنْ كَانَ لاَ مَحَالَةَ فَثُلُثُ طَعَامٍ وَثُلُثُ شَرَابٍ وَثُلُثٌ
لِنَفَسِهِ »</strong></div>
<div align="center">
<em>Al-Miqdam bin Ma’dikarib al-Kindi berkata: Aku
mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Tidaklah seorang anak Adam
memenuhi wadah yang lebih buruk dari perut. Cukuplah anak Adam makanan
(dalam redaksi Ibn Majah “suapan-suapan kecil”) yang menegakkan tulang
punggungnya. Jika harus lebih dari itu maka sepertiga makanan,
sepertiga minuman dan sepertiga udara.” </em><strong>(HR at-Tirmidzi, Ibn Majah, Ahmad, Ibn Hibban dan al-Hakim)</strong><em>.</em><strong></strong></div>
<br />
Hadis ini dicantumkan oleh Ibn Rajab al-Hanbali dalam kitabnya <em>Jâmi’ al-‘Ulûm wa al-<span style="text-decoration: underline;">H</span>ikam</em>, hadis ke-47, melengkapi <em>Arba’un an-Nawawiyah</em> menjadi 50 hadis. At-Tirmidzi meriwayatkan hadis ini di dalam as-Sunan pada bab <em>Mâ Jâ’a fî Karâhiyati Katsrah al-Akli </em>(Riwayat Tentang Kemakruhan Banyak Makan). At-Tirmidzi berkata, “Hadis ini <em>hasan shahih</em>.”<br />
Ibn Majah meriwayatkan hadis ini dalam <em>as-Sunan</em> pada bab <em>al-Iqtishâd fî al-Akli wa Karâhiyati asy-Syiba’ </em>(Sederhana dalam Makan dan Kemakruhan Kenyang).<br />
<br />
Hadis ini merupakan salah satu pokok adab dalam makan. Hadis ini secara garis besar memberikan tiga pelajaran <em>Pertama</em>: Rasul saw<em>.</em> menyatakan, “Tidaklah anak Adam memenuhi wadah yang lebih buruk dari perut.” Rasul saw menyerupakan perut sebagai <em>wi’â’un</em>, yaitu tempat meletakkan sesuatu. Seburuk-buruk wadah yang dipenuhi adalah perut<em>.</em> Sebab dalam hal itu ada <em>at-tukhmah</em>
(pencernaan yang buruk) dan menjadi sebab terjadinya bermacam penyakit;
juga karena mewariskan kemalasan, lemah dan ingin rehat terus.
Pengarang <em>Barîqah Mahmûdiyyah fî Syar<span style="text-decoration: underline;">h</span> Tharîqah Muhammadiyyah wa Syarî’ah Nabawiyyah</em>
menjelaskan, “Rasul menjadikan perut seburuk-buruk wadah sebab sering
digunakan pada yang tidak seharusnya untuknya. Perut diciptakan untuk
menguatkan punggung dengan makanan, sementara memenuhi perut akan
menyebabkan kerusakan agama dan dunia sehingga menjadi keburukan.
Kenyang itu (bisa) menyimpangkan dari kebenaran, didominasi oleh
kemalasan sehingga menghalangi pemiliknya dari beribadah, memperbanyak
materi-materi yang lebih, banyak kemarahan, syahwatnya dan ambisinya
meningkat sehingga menjerumuskan dirinya mencari apa yang melebihi
kebutuhan.”<br />
<br />
<em>Kedua</em>, Rasul saw<em>. </em>menyatakan, “Cukuplah untuk anak Adam sekadar makanan yang menegakkan tulang punggungnya.” Penyebutan <em>tulang punggung</em> menggunakan <em>uslub</em>
menyebut sebagian yang dimaksudkan keseluruhan. Jadi, yang dimaksudkan
adalah punggung seluruhnya, atau lebih umum lagi seluruh badan, sebab
punggung adalah penopang badan.<br />
<br />
Dalam hadis ini, Rasul saw<em>.</em> menganjurkan untuk sedikit
makan, yakni makan sekadarnya saja untuk bisa menopang badan agar tetap
bisa tegak dan melakukan aktivitas yang diperintahkan syariah. Anjuran
ini juga tampak dalam redaksi Ibn Majah yang menggunakan kata “<em>luqaymât</em>” yang merupakan kata plural dengan bentuk isim <em>tashghîr</em> dari <em>luqmatun</em>. Makna sabda Rasul saw<em>.</em>
itu, bahwa cukuplah untuk anak Adam makanan yang dengan itu ia tetap
hidup sehat untuk menjalankan aktivitas ketaatan. Itulah makna sabda
beliau “<em>yuqimna shulbahu</em> (menegakkan tulang punggungnya)<em>.</em>”
Yang demikian itu merupakan dorongan agar sedikit makan dan tidak
banyak makan Dengan begitu manusia itu ringan, tangkas, giat dan selamat
dari bermacam penyakit yang muncul dari banyak makan.<br />
<br />
<em>Ketiga</em>: Rasul saw menyatakan, “Jika harus lebih dari itu maka sepertiga makanan, sepertiga minuman dan sepertiga untuk udara<em>.</em>”
Maksudnya, jika orang tidak cukup dengan makanan yang cukup menegakkan
punggungnya dan harus tambah dari kadar itu maka hendaklah ia mengisi
sepertiga perutnya dengan makanan, sepertiganya dengan minuman dan
sepertiganya untuk udara yang memungkinkan dirinya bernafas dengan
mudah.<br />
<br />
Kenyang hukumnya mubah. Dalam beberapa riwayat, Rasul saw<em>. </em>pernah makan hingga kenyang dan membiarkan para sahabat makan hingga kenyang. Namun, bagi Rasul saw<em>. </em>dan para sahabat, kenyang tidak menjadi kebiasaan. Mereka sering tidak sampai kenyang, meski juga tidak kelaparan.<br />
Anjuran Rasul saw<em>.</em> dalam hadis ini ada dua tingkat: (1) agar
makan sekadarnya saja yang membuat punggung tetap tegak, sanggup bahkan
giat menjalankan aktivitas dan ketaatan serta ibadah; (2) jika ingin
lebih dari itu maka hendaklah makanan hanya mengisi sepertiga perut,
minuman sepertiganya dan sepertiga lainnya untuk udara. Kadar ini tidak
sampai kenyang apalagi kekenyangan. Seperti itulah yang menjadi laku
para sahabat dan para ulama panutan umat.<br />
<br />
Manfaat dari anjuran Rasul saw<em>.</em> ini sangat besar terhadap
fisik dan hati. Terhadap fisik, pola makan seperti itu menyehatkan.
Terhadap hati, hal itu akan membuat hati baik. Sedikit makan
melembutkan hati, menguatkan pemahaman, melemahkan hawa nafsu dan
amarah. Sebaliknya, banyak makan mendatangkan hal kebalikannya.<br />
<br />
Rasul saw<em>.</em>, keluarga beliau, para sahabat dan para ulama
memberikan contoh hidup bagaimana mereka sedikit makan. Imam al-Bukhari
dan Muslim meriwayatkan dari Aisyah ra., yang menuturkan bahwa sejak
tiba di Madinah, keluarga Muhammad tidak pernah merasakan kenyang dengan
roti gandum selama tiga hari berturut-turut sampai Rasul saw wafat.
Ada juga riwayat serupa dari Abu Hurairah.<br />
<br />
Para ulama panutan umat pun menempuh laku seperti itu, menghindari
kenyang meski mubah dan dari yang halal. Mereka lebih memilih makan
sekadarnya saja. Abu Nu’aim menuturkan dalam <em><span style="text-decoration: underline;">H</span>ilyah al-Awliyâ’</em>
bahwa Imam asy-Syafii berkata, “Aku tidak merasakan kenyang sejak enam
belas tahun lalu kecuali kenyang yang aku jauhi, sebab kenyang itu
memberatkan badan, menghilangkan kecerdasan, mendatangkan tidur dan
melemahkan orang yang kenyang itu dari ibadah.”<br />
<em>Allâhumma waffiqnâ ilâ mâ tardhâ</em>. <strong>[Yahya Abdurrahman]</strong>Insan Kamil Malanghttp://www.blogger.com/profile/02781779315912174172noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6242455215697435021.post-40862449969021131382014-04-22T12:36:00.000+07:002014-04-22T12:37:12.881+07:00Keluara Besar TAAM, KB-TKIT Insan Kamil& HomeSchooling Group SD Khoiru Ummah 20 Malang, Berduka.<h3 class="post-title entry-title">
<a href="http://www.khoiruummah.sch.id/2014/02/homeschooling-group-sd-khoiru-ummah-20.html"> </a>
</h3>
<div class="post-header">
<div class="post-header-line-1">
<div id="small">
</div>
</div>
</div>
<br />
<br />
<header class="post-header">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiwcg6H_dvl5cH1PFK4TEV0jC3nLslbHNl5LxBakSbOaRS4wvgmXSxeaaZwDNGPAm0mgMTAnZyAFqz13HnaAWU-TvTgmI8c2N4QnLg88cwiyJRyOJouNKoBcWwwZH3UBVb3WmhXLYldjHM/s1600/innalillahiwainnailaihirojiun-500x264.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiwcg6H_dvl5cH1PFK4TEV0jC3nLslbHNl5LxBakSbOaRS4wvgmXSxeaaZwDNGPAm0mgMTAnZyAFqz13HnaAWU-TvTgmI8c2N4QnLg88cwiyJRyOJouNKoBcWwwZH3UBVb3WmhXLYldjHM/s1600/innalillahiwainnailaihirojiun-500x264.jpg" height="210" width="400" /></a></div>
<h1 class="entry-title">
</h1>
</header>
<br />
<div class="post-thumbnail">
</div>
Innalillahi wa inna ilaihi rojiun, Keluarga Besar Insan Kamil Malang, Kehilangan Seorang Pendidik dan Pejuang.<br />
Telah meninggal dunia ustadzah Halimatus Sa’diyah, hari Sabtu malam pukul 22.30.<br />
Semoga beliau mati syahid (10 hari yang lalu bayinya meningga dunia dalam kandungan).<br />
Semoga Allah azza wa jalla mengampuni dosanya, menerima amal kebaikannya.<br />
<h2 style="text-align: center;">
“Allahummaghfirlahaa warhamha wa ‘afihii wa’fu ‘anha!”</h2>
Kami seluruh keluarga besar Homeschooling Group (HSG) Khoiru Ummah &TAAM, KB-TKIT Insan Kamil
turut berduka dan merasa kehilangan atas kepergian almarhumah.Insan Kamil Malanghttp://www.blogger.com/profile/02781779315912174172noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6242455215697435021.post-15818803923338842472014-04-22T12:32:00.001+07:002014-04-22T12:32:33.722+07:00**Homeschooling, Alternatif Pendidikan Bagi Anak<h3 class="post-title entry-title">
<br />
</h3>
<a href="http://hsgku.sch.id/wp-content/uploads/2013/12/HSG-SD-KU-Sumedang.jpg" rel="prettyPhoto"><img alt="Homeschooling, Alternatif Pendidikan Bagi Anak" src="http://hsgku.sch.id/wp-content/uploads/2013/12/HSG-SD-KU-Sumedang.jpg" title="" /></a>
Konsep Homeschooling Group Khoiru Ummah (HSG) ternyata sudah
mulai diminati masyarakat ini terbukti dengan adanya publikasi dari
laman inilahkoran.com salah satu website yang cukup mumpuni di
Indonesia, kini inilahkoran.com juga sudah ada versi cetaknya di Bogor
dan Bandung.<br />
Berikut kutipan berita HSG SD Khoiru Ummah Sumedang di inilahkoran.com<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
Oleh: Vera Suciati</div>
<div style="text-align: center;">
Priangan – Jumat, 8 Maret 2013 | 18:25 WIB</div>
<strong>INILAH, Sumedang – Konsep pendidikan home schooling mulai
dilirik dan menjadi alternatif bagi orangtua dalam memenuhi pendidikan
anaknya. Baik metode home schooling individu yaitu dengan mengundang
guru ke rumah dan belajar di rumah dengan kurikulum yang sudah ada
ataupun home schooling grup yaitu mengadakan kegiatan belajar mengajar
di rumah dengan jumlah murid paling banyak 10 orang.</strong><br />
<br />
“Home schooling bisa menjadi alternatif pendidikan bagi orangtua yang
akan menyekolahkan anaknya ketika akan memasuki usia SD,” kata staf
pengajar Home Schooling Grup (HSG) Khoiru Ummah, Mira Kurnia, Jumat
(8/3/2013).<br />
<br />
Mira menuturkan, HSG Khoiru Ummah yang berlokasi di Jalan Sopyan
Iskandar, sudah berjalan selama dua tahun dan memiliki dua kelas atau
rombongan belajar (rombel). Lima orang kelas 1 dan enam orang kelas 2.
HSG Khoiro Ummah sendiri bertujuan menciptakan anak yang berkualitas dan
terbaik. Salah satu keunggulan dari HSG Khoiru Ummah, akunya, adalah
memberikan metode hapalan alquran atau hafidz kepada siswanya.<br />
<br />
“Program unggulan kita adalah menciptakan hafidz yang terbaik tapi
tanpa ada paksaan, melainkan karena kebiasaan mendengar dan mengucap,”
kata Mira.<br />
HSG Khoiru Ummah menggelar kegiatan belajar mengajar selama enam
hari, Senin-Jumat mulai pukul 08.00 WIB hingga 14.00 WIB dengan mata
pelajaran umum seperti matematikan, bahasa indonesia, dan sains. Namun,
mata pelajaran tersebut tidak disampaikan secara intruksional melainkan
secara <strong>mengajarkan anak untuk berfikir</strong>.<br />
<br />
“Anak tidak dijejali ilmu melainkan diajak berfikir dan memecahkan masalah,” kata Mira.<br />
Sementara itu, Kepala Sekolah HSG Khoiru Ummah, Pitra Sagara
menuturkan, sekolah dibentuk untuk mewadahi bakat dan kecerdasan
anak-anak yang memiliki potensi luar biasa.<br />
“Kami khawatir jika dengan pendidikan yang berkonsep intruksional,
anak hanya merasa dijejali ilmu tanpa mengubah tingkah laku dan
kerpibadian. Apalagi sampai menjadi muslim yang taat,” kata Pitra.<br />
<br />
Meski demikian, pihaknya mengaku tidak mudah menginformasikan konsep
pendidikan home schooling kepada masyarakat. HSG Khoiru Ummah sendiri
selalu mengobservasi calon siswa dan calon orangtua siswa yang berminat
masuk HSG.<br />
<br />
“Dengan sejumlah pertanyaan, kami melakukan observasi apakah anak dan
orangtua siap melakukan<br />
pendidikan seperti ini atau tidak. Jika
keduanya tidak siap, maka kami tidak akan menerimanya,” kata Pitra<br />
Sumber bisa dilihat di <a href="http://www.inilahkoran.com/read/detail/1965988/home-schooling-alternatif-pendidikan-bagi-anak" target="_blank" title="sumber">http://www.inilahkoran.com/read/detail/1965988/home-schooling-alternatif-pendidikan-bagi-anak</a>Insan Kamil Malanghttp://www.blogger.com/profile/02781779315912174172noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6242455215697435021.post-66924405907763445602013-10-28T12:20:00.002+07:002013-10-28T12:20:29.871+07:00*Makanan Bergizi untuk Umat yang Kuat dan Disegani <h3 class="post-title entry-title">
<br />
</h3>
<table class="contentpaneopen"><tbody>
<tr><td class="contentheading" width="100%"></td>
<td align="right" class="buttonheading" width="100%">
</td>
<td align="right" class="buttonheading" width="100%">
</td>
<td align="right" class="buttonheading" width="100%">
</td>
</tr>
</tbody></table>
<table class="contentpaneopen"><tbody>
<tr>
<td class="createdate" valign="top"><br /></td>
</tr>
<tr>
<td valign="top">
<img align="left" border="0" src="http://mediaumat.com/images/2013/februari/29.jpg" /><br />
Sudah menjadi rahasia umum, bahwa manusia Indonesia ini rata-rata
memiliki tinggi dan berat badan yang kurang dibanding orang Eropa. Dan
konon, hal ini karena mereka kurang mengonsumsi protein, seperti yang
ada pada kedelai (tahu/tempe), susu, telur, ikan, daging ayam atau
sapi. Konon hal ini juga karena selain pada telur, ikan dan daging
ayam, produksi nasionalnya semua kurang sehingga harus diimpor. Tahu
dan tempe yang menjadi makanan rakyat, harganya pernah melambung karena
impor kedelai mengalami masalah. Apalagi sapi, yang masalah impornya
sampai membuat seorang tokoh Islam “terpeleset” sehingga kini harus
“nyantri” di KPK.<br />
<br />
Memang soal produksi daging sapi di dalam negeri ini banyak persoalan
teknis yang sistemis, mulai dari kultur peternakan yang sangat berbeda,
yang tidak cocok untuk industri daging secara massal. Hampir 99
persen ternak sapi di Indonesia ada di jutaan peternak kecil, yang
tersebar di desa-desa di segala penjuru, yang masing-masing hanya
memiliki 1 sampai 3 ekor sapi, dengan bibit dan pakan yang seadanya, dan
akan menjualnya atau hanya akan menjualnya pada saat perayaan keagamaan
atau kalau ada kebutuhan uang yang tinggi, sekalipun beratnya belum
optimal. Kita tidak memiliki peternakan besar dengan ratusan ribu sapi
seperti di Australia. Kita juga belum memiliki sistem transportasi sapi
yang efisien dan didampingi dokter hewan, sehingga sapi-sapi itu sampai
dengan sehat ke tujuan dengan biaya rendah.<br />
<br />
Walhasil, impor sapi dari Australia masih jauh lebih murah daripada
membawa sapi dari Nusa Tenggara ke Jakarta, tempat mayoritas konsumen
sapi berada. Karena itu, sangat bisa dimengerti, bahwa para importir
akan mencoba segala cara agar mendapat quota impor dari Kementerian
Perdagangan atau Perindustrian, setelah sebelumnya mendapat rekomendasi
dari Kementerian Pertanian.<br />
<br />
Tetapi kembali ke soal tinggi dan berat badan, tentu saja sumber
protein tidak hanya daging sapi. Barangkali kalau telur, ikan dan ayam –
atau juga bebek – dimasukkan, bangsa kita tidak kekurangan protein.
Tinggal soal distribusi saja. Namun apakah persoalannya produksi atau
distribusi, faktanya postur tubuh kita hari ini kurang ideal. Padahal
di abad pertengahan, postur tubuh rata-rata kaum Muslimin lebih tinggi
dan kekar dari rata-rata orang-orang kafir di Eropa?<br />
<br />
<br />
Ketika tahun 711 pasukan Thariq bin Ziyad mendarat di Spanyol dan
mengawali 781 tahun (711-1492) kekuasaan Islam di sana, mereka tidak
hanya membawa visi hidup yang baru, tetapi juga banyak teknologi yang
baru, antara lain di bidang pertanian. Pertanian itu menentukan makanan
yang menjaga kesehatan kaum Muslimin dan juga logistik untuk sarana
jihadnya, yaitu kuda.<br />
<br />
Posisi logistik dalam setiap ekspedisi jihad adalah vital.
Kemenangan perang di manapun sering ditentukan bukan oleh senjata atau
kehebatan tempur pasukan, tetapi oleh logistik yang sudah direncanakan
ditaruh di tempat yang tepat pada saat yang tepat. Dalam perang modern,
sebuah pesawat tempur yang canggih tidak ada artinya tanpa bahan
bakar. Demikian juga, sebuah kapal induk bertenaga nuklir, tak ada
artinya bila awaknya kelaparan.<br />
Pada masa Thariq bin Ziyad, logistik yang menentukan adalah makanan
prajurit dan pakan kuda! Jadi pada setiap pergerakan pasukan, harus ada
rumput bergizi tinggi yang bisa ditanam atau disediakan dengan cepat.<br />
<br />
Karena jihad menjangkau daerah yang luas dengan waktu yang lama –
dapat puluhan tahun – maka logistik berupa rumput ini juga harus bisa
dihasilkan di daerah-daerah yang strategis yang sudah dikuasai oleh
pasukan Islam. Rumput yang ditanam pun bukan sembarang rumput, bila yang
ditanam rumput yang biasa-biasa – maka akan dibutuhkan areal yang
sangat luas atau waktu yang sangat lama untuk menanamnya dan kuda perang
pun tidak bisa tumbuh perkasa.<br />
<br />
Maka bagian logistik dari pasukan Islam saat itu sudah mengenal
rerumputan bergizi tinggi yang sangat efektif untuk menumbuhkan kuda,
tanaman bergizi tinggi inilah yang disebut <em>alfalfa</em>. Karena penguasaan Islam yang lama khususnya di Spanyol, teknologi menanam alfalfa ini juga lalu menular ke bangsa Spanyol.<br />
<br />
Ketika 800 tahun kemudian panglima perang Spanyol Hernando Cortez
menaklukkan bangsa Aztecs di Mexico, bukan hanya strategi membakar
kapalnya yang ia jiplak dari Thariq bin Ziyad – tetapi juga membangun
logistik pasukan berkudanya dengan tanaman yang sama dengan yang
diperkenalkan peradaban Islam di Spanyol selama 781 tahun! Dari alfalfa
yang dibawa ke benua Amerika inilah kini Amerika Serikat sangat dominan
di bidang “nutritious plants” hingga kini. Dan mereka adalah
pengekspor daging terbesar di dunia.<br />
<br />
Dari mana kita membuktikan bahwa alfalfa yang merupakan produk
pertanian terbesar ke-3 di Amerika setelah jagung dan kedelai ini
berasal dari dunia Islam? Yang termudah adalah dari sisi bahasa! Karena
peradaban Islam yang berkembang hampir 8 abad di Spanyol, maka banyak
sekali kata atau nama-nama yang berasal dari Islam – termasuk
diantaranya ya alfalfa ini. Keith Millier seorang warga Amerika yang
pakar Timur Tengah menulis dalam karyanya “Arabic Words in English” (<a href="http://millerworlds.blogspot.com/2010/07/arabic-words-in-english.html">http://millerworlds.blogspot.com/2010/07/arabic-words-in-english.html</a>) bahwa alfalfa berasal dari alfisfisa, yang berarti “fresh fodder” atau pakan segar.<br />
<br />
Dalam bahasa Spanyol maupun dalam bahasa Inggris hingga kini tidak
ada kata lain yang searti alfalfa untuk nama tanaman bergizi tinggi (<em>nutritious plants</em>)
yang dibawa dari dunia Islam 14 abad lalu itu. Maka dari nama ini tidak
bisa disangkal lagi bahwa kekuatan produk pertanian terbesar ke 3 di
Amerika tersebut bisa dirunut berasal dari peradaban Islam di masa
lampau.<br />
<br />
Ironisnya di dunia Islam sendiri tanaman alfalfa ini kini nyaris
tidak pernah terdengar lagi, karena tidak menjadi perhatian untuk di
produksi. Yang sudah ada baru ide mensinergikan perkebunan sawit dengan
peternakan sapi, yang masih harus dibuktikan hasilnya.<br />
Prof Dr Zagloul Al Najjar - Fellow of Islamic Academy of Science di
Mesir – yang menulis lebih dari 150 mukjizat Alquran dan Implikasinya
pada ilmu pengetahuan, menjelaskan dengan detil rantai makanan yang
diungkapkan oleh Allah dalam serangkaian ayat di surat ‘Abasa mulai dari
ayat 24 tersebut diatas sampai ayat 32.<br />
<em>“Hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya, Kamilah yang
mencurahkan air yang melimpah, kemudian kami belah bumi dengan
sebaik-baiknya, lalu di sana kami tumbuhkan biji-bijian, dan ‘anggur dan
sayur-sayuran’, dan zaitun dan pohon kurma, dan kebun-kebun yang
rindang, dan buah-buahan serta rerumputan, untuk kesenanganmu dan
ternakmu”. (QS ‘Abasa: 24-32).</em><br />
<br />
Ketika profesor ini membahas ayat 28 “wa ‘inaban wa qadhban” misalnya
– yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan “dan anggur dan
sayur-sayuran” - dalam bahasa Inggris diterjemahkan “and grapes and
nutritious plants” – ia menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan
nutritious plants adalah tanaman alfalfa – yang memang sangat kaya
dengan gizi.<br />
Kalau kita melihat bahwa Alquran masih sama, masih pula dihafal oleh
banyak orang, tetapi dulu kaum Muslimin bisa menjadi umat dengan fisik
yang kuat serta memiliki pasukan jihad yang kuat, karena di belakangnya
ada teknologi pertanian yang kuat, maka apa yang hilang sehingga
sekarang keunggulan kita di bidang ini tiada?<br />
<br />
Salah satu jawabannya, karena kita sekarang tidak memiliki lagi
negara yang mendorong kita menjadi umat yang unggul, tak ada lagi misi
jihad untuk merahmati seluruh alam, tidak ada lagi yang membutuhkan
teknologi logistik di belakangnya, sehingga juga tidak ada lagi
anak-anak cerdas kaum muslimin yang mencurahkan waktu dan pikiran untuk
mempelajarinya.<br />
<br />
Dan karena anak-anak cerdas Muslim ini langka, kita kembali masuk ke
dalam lingkaran setan, nyaris kehilangan akal untuk meningkatkan
produksi protein, sehingga anak-anak umat kehilangan kesempatan untuk
meraih gizi tinggi, dan menjadi cerdas untuk menjadikan umatnya kuat dan
disegani. Kita malah terus dibodohi oleh negara-negara kafir untuk
menjadi pasar sapi mereka, sekalipun para peneliti ternak kita konon
banyak meraih prestasi riset di bidang sapi, tetapi para politisi kita
justru ikut-ikutan “dagang sapi”, dan sebagian BUMN kita cuma dijadikan
“sapi perah” sampai mati. <a href="http://mediaumat.com/mercusuar/4257-99-makanan-bergizi-untuk-umat-yang-kuat-dan-disegani.html">Sumber</a></td></tr>
</tbody></table>
Insan Kamil Malanghttp://www.blogger.com/profile/02781779315912174172noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6242455215697435021.post-73228977549578667682013-10-22T12:17:00.001+07:002013-10-22T12:17:35.606+07:00Prancis Larang Kontes Kecantikan Anak, bagaimana dengan kita?<a href="http://hizbut-tahrir.or.id/2013/09/19/prancis-larang-kontes-kecantikan-anak/kontes-kecantikan-anak/" rel="attachment wp-att-59863" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="" class="alignleft wp-image-59863" height="271" src="http://hizbut-tahrir.or.id/wp-content/uploads/2013/09/kontes-kecantikan-anak.jpg" width="151" /></a>Majelis
tinggi parlemen Prancis memutuskan untuk melarang kontes kecantikan
bagi anak dan remaja di bawah 16 tahun. Senat menyatakan mereka yang
melanggar undang-undang ini bisa dijatuhi hukuman penjara dan denda.
Para anggota Senat mengatakan langkah ini diambil untuk mencegah
eksploitasi anak.<br />
<br />
Berita terkait RUU soal larangan kontes kecantikan anak diusulkan
oleh Chantal Jouanno, mantan menteri olahraga di bawah Presiden Nicolas
Sarkozy. “Jangan kita biarkan anak-anak punya keyakinan bahwa nilai
mereka didasarkan oleh penampilan,” kata Jouanno di depan anggota Senat.
“Jangan biarkan kepentingan komersial menggerus kepentingan sosial,”
tambahnya.<br />
<br />
Bagaimana dengan kita, negeri muslim terbesar di dunia? Insan Kamil Malanghttp://www.blogger.com/profile/02781779315912174172noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6242455215697435021.post-83338304843651447592013-10-22T12:16:00.000+07:002013-10-22T12:16:00.696+07:00** Makanan haram dan penyakit asam urat<h3 class="post-title entry-title">
<br />
</h3>
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiU68jZKu0VAk8cta4clftg9HzRGxfDUU-LIK-rIkkHElykWWMWjUtmefwa8fgbcVhTYCSJZ4tnjy9q9vC-aP7oHIwYumLHzv_xZL3Dq77Tu4LtAB4smBBVDDMcd6QBhgUdXTBZ825G1kg/s1600/asam-urat1.gif" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="310" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiU68jZKu0VAk8cta4clftg9HzRGxfDUU-LIK-rIkkHElykWWMWjUtmefwa8fgbcVhTYCSJZ4tnjy9q9vC-aP7oHIwYumLHzv_xZL3Dq77Tu4LtAB4smBBVDDMcd6QBhgUdXTBZ825G1kg/s320/asam-urat1.gif" width="320" /></a>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; mso-outline-level: 1;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 24.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-font-kerning: 18.0pt;"><br /></span></b></div>
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> <i>“Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu
bangkai, darah, daging babi dan binatang yang (ketika disembelih) disebut
(nama) selain Allah. Tetapi barang siapa dalam keadaan terpaksa (memakannya)
sedang ia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak
ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”</i> (Qs.
al-Baqarah : 173)</span>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pada ayat di atas, Allah menyebutkan
empat jenis makanan yang diharamkan bagi kaum muslimin untuk mengkomsumsinya.
Dan setiap apa yang diharamkan oleh Allah pasti di dalamnya terdapat madharat
bagi kehidupan manusia ini. Hal ini menunjukkan besarnya kasih sayang Allah
kepada manusia. Dan ini tampak terlihat jelas, ketika ditemukannya penyakit-
penyakit berbahaya yang terkandung dalam makanan-makanan haram, khususnya tiga
jenis pertama makanan yang disebutkan di atas. Marilah kita lihat satu persatu-
satu kandungan dari ketiga jenis makanan yang diharamkan oleh Allah tersebut.<br />
<b><br />
Pertama : Bangkai</b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Bangkai adalah binatang yang mati
dengan tidak melalui penyembelihan syar’I, seperti binatang yang mati karena
tercekik, jatuh dari tempat yang tinggi, terkena benturan keras dan
lain-lainnya, yang kesemuanya menyebabkan darah membeku di dalam tubuh dan
menggumpal dalam urat-uratnya, sehingga dagingnya tercemar oleh asam urat yang
beracun. Di samping itu, bangkai juga mengandung racun yang dikeluarkan dari
tubuhnya, sehingga tubuhnya membusuk. Berbeda dengan binatang yang disembelih
secara syar’I, maka setelah disebut nama Allah, hewan tadi dipotong urat nadi
lehernya, sehingga seluruh darahnya ke luar, jadi hewan tersebut mati karena
kehabisan darah, sehingga dagingnya segar dan tidak terkena zat-zat yang
beracun.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Selain itu, Islam menganjurkan
penyembelihan dengan pisau tajam. Ternyata dengan ketajaman pisau, binatang
sembelihan bisa mati lebih cepat tanpa merasakan kesakitan yang berarti, ini
mengakibatkan dagingnya menjadi lebih sehat. Karena pisau tajam tadi akan
memotong dengan sempurna pembuluh darah yang mengalirkan darah menuju ke
syaraf-syaraf otak yang bertugas mendeteksi rasa sakit. Sehingga binatang
tersebut tidak merasakan kesakitan. Kalau terlihat binatang tersebut
kejang-kejang dan meronta ketika disembelih itu hakikatnya bukan karena rasa
sakit, tetapi lebih karena reaksi dari otot-otot yang mengalami kontraksi dan
relaksasi akibat berkurangnya darah secara drastis.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Penelitian di Jerman yang dilakukan
oleh Prof Wilhelm Schulze dan Dr. Hazim di School of Veterinary Medicine,
Hannover University menemukan bahwa cara menyembelih yang diajarkan Islam
dengan pisau yang tajam ternyata jauh lebih baik dan lebih manusiawi dibanding
dengan cara-cara lain, bahkan yang paling modern-pun, seperti cara bolt
stunning (alat yang menembus tengkorak hingga otak) yang ternyata menyebabkan
rasa sakit yang luar hebat pada binatang. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Penelitian tersebut menggunakan alat
EEG (untuk mendeteksi gelombang otak) dan alat ECG (untuk mendeteksi detak
jantung). 3 detik setelah penyembelihan tidak ada perubahan pada grafik EEG,
ini menunjukkan bahwa tidak ada rasa sakit sama sekali ketika binatang tersebut
disembelih, 3 detik kedua pada grafik EEG menunjukkan tidak sadar diri, ini
karena darah yang keluar dari tubuh binatang tersebut sangat banyak. Setelah
itu grafik EEG menunjukkan zero level, yaitu bahwa binatang tersebut tidak
merasakan sakit ketika disembelih. Subhanallah.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Apa hubungannya dengan penyakit asam
urat dan kwalitas daging? <i>Lha</i>, ketika disembelih ternyata jantung
binatang masih berdetak, tubuh mengejang mengeluarkan darah secara maksimal,
tapi otak sudah tidak sadar. Ini menyebabkan daging tidak tercampur dengan
darah yang mengandung asam urat yang beracun. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Berbeda dengan sistem bolt
stunning yang menghentikan detak jantung binatang ketika otak masih
merasakan sakit yang luar biasa, ditambah dengan tidak kejangnya tubuhnya,
sehingga darah masih tersumbat di dalam, dan ini mengakibatkan darah tercampur
dengan racun-racun berbahaya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kemudian penyembelihan secara syar’I
dilakukan pada leher saja, sehingga yang rusak hanya pada daerah leher,
dan tidak merembet ke organ lain. Berbeda jika binatang yang
mati dengan cara lain seperti terbentur atau terkena pukulan, yang menyebabkan
salah satu organ tubuhnya rusak, sehingga pembuluh darah akan membeku dalam
organ tersebut. Dan tentunya mengandung asam urat yang akan meracuni daging
begitu cepat.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kedua : Darah</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Darah adalah cairan pekat yang
mengalir dalam pembuluh-pembuluh arah dan urat-urat nadi dalam tubuh kita.
Darah merupakan medium paling efektif untuk berkembang-biak kuman-kuman. Oleh
karena itu darah menjadi alat efektif untuk menularkan penyakit. Tidak hanya
itu, tetapi racun-racun berbahayapun dikeluarkan dari darah.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Darah juga banyak mengandung uric
acid (asam urat) berkadar tinggi. Tingginya kadar asam urat di dalam
darah dapat menyebabkan penyakit peradangan sendi kronis. Asam urat ini sangat
berbahaya bagi tubuh, karena dia adalah sisa dari metabolisme tubuh yang tidak
sempurna, sehingga terjadi penumpukan purine yang berasal dari makanan. Dalam
tubuh manusia, 98% asam urat dikeluarkan lewat urine, sisanya 2% disimpan
dan dipecah lewat sistem metabolisme tubuh. Dari sini kita mengetahui bahwa larangan
memakan darah, menghindarkan kita dari penyakit – penyakit berbahaya, salah
satunya penyakit asam urat.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ketiga : Daging Babi</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Babi adalah binatang yang
tubuhnya dijadikan tempat paling subur bagi kembang-biak bermacam-macam parasit
dan penyakit berbahaya. Tubuh babi memiliki mekanisme pemecahan asam
urat yang berbeda dengan manusia. Pada babi, hanya 2 % saja yang
dipecahkan, sedangkan yang 98% asam urat tertahan di tubuhnya.
Adapun pada manusia 98% asam urat dikeluarkan lewat urine, sisanya 2% disimpan
dan dipecah lewat sistem metabolisme tubuh. Sehingga bisa dikatakan bahwa kadar
asam urat yang terdapat pada tubuh babi sangat tinggi. Diprediksi sesesorang
yang makan daging babi akan terkena penyakit asam urat.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Babi juga dinyatakan sebagai binatang
“Penyimpan Penyakit”. Hasil penelitian di Cina dan Swedia, yang mayoritas
penduduknya makan daging babi, bahwa daging babi merupakan penyebab utama
kanker anus dan usus. Presentase penderita penyakit ini di negara-negara yang
penduduknya memakan babi, meningkat secara drastis. Sedangkan di negara-negara
Islam, persentasenya rendah, sekitar 1/100</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Babi juga mengandung Taenia
Solium (cacing pita ). Serangan cacing pita ini merata di daerah tertentu
di Perancis, Jerman, Italia dan dataran Eropa. Larva cacing pita dalam
tubuh dapat menyebabkan infeksi jaringan tubuh dan kelemahan syaraf. Cacing ini
dapat menghisap saripati makanan penderitanya, sehingga badannya dalam kondisi
sangat lemah dan kurus.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Yang paling mengerikan adalah jika
larva cacing menempel pada jaringan otak, karena dapat menyebabkan epilepsi,
dan penyakit otak lainnya. Salah satu buktinya pada tahun 2001, para dokter
Amerika Serikat pernah mengeluarkan cacing yang berkembang di otak seorang
perempuan, setelah ia mengonsumsi hamburger khas Meksiko yang berisi
daging babi dan terkandung di dalamnya telur cacing pita, telur ini
akhirnya menempel di dinding usus perempuan tersebut, kemudian terbawa
peredaran darah sampai ke otak. Hal itu menyebabkan disfungsi yang sangat keras
pada susunan otak di daerah yang mengelilingi cacing itu.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Cacing pita bisa berkembang di usus
12 jari dan dalam beberapa bulan akan menjadi dewasa. Cacing pita dapat
berkembang-biak sampai 1.000 ekor dengan panjang antara 4-10 cm, terus hidup di
tubuh manusia dan mengeluarkan telurnya melalui BAB (buang air besar).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Daging babi menyebabkan banyak
penyakit berbahaya lainnya, seperti pengerasan pada urat nadi, naiknya tekanan
darah, nyeri dada yang menyekam (angina pectoris), dan radang pada sendi-sendi.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Mudah-mudahan Allah melindungi kita
dari makanan-makanan yang haram dan menghindarkan kita dari berbagai macam
penyakit. Aamiin.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Oleh: Dr. Ahmad Zain An Najah,
MA</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">(arrahmah.com/ahmadzain.com)</span></div>
Insan Kamil Malanghttp://www.blogger.com/profile/02781779315912174172noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6242455215697435021.post-18286853998879634192013-10-11T07:44:00.001+07:002013-10-11T07:44:37.110+07:00Pohon Pun Menangis Ketika Ditinggalkan Rasulullah SAW<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEixxEQMZGs-oZAnGMyJCwGo2ggH2ods7xyTYN87jmQSkjnGP4pc5oK8DXq-QQZrpOFXUMIRPl-oxGv4UBWwfHpGsLGhdvBS85q9EipOcrFc71XRPQM3_CwQFBuVuygYhTYNauHgUdtyJyw/s1600/images_041.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="189" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEixxEQMZGs-oZAnGMyJCwGo2ggH2ods7xyTYN87jmQSkjnGP4pc5oK8DXq-QQZrpOFXUMIRPl-oxGv4UBWwfHpGsLGhdvBS85q9EipOcrFc71XRPQM3_CwQFBuVuygYhTYNauHgUdtyJyw/s320/images_041.jpg" width="320" /></a></div>
<time datetime=""><i>KEBIJAKAN KHILAFAH TERHADAP JEJAK KEHIDUPAN NABI DAN PARA SAHABAT </i>
<br />
<br />
Andai saja bukan karena kebijakan Khilafah di masa lalu, kita yang
hidup saat ini tidak akan lagi menemukan jejak-jejak kehidupan Nabi SAW
dan para sahabatnya. Padahal, bagi kita itu sangat penting. Karena,
melalui semuanya itu, kita bisa mengingat kembali apa yang mereka
lakukan untuk kita. Dengan begitu, kesadaran dan semangat kita pun
terlecut, kita pun bangkit untuk mengambil tanggungjawab terhadap Islam
dan umatnya, sebagaimana yang mereka lakukan di masa lalu.<br />
Itulah yang mendorong para khalifah di masa lalu membuat kebijakan
monumenisasi jejak-jejak kehidupan Nabi dan para sahabat. Selain karena
memang, keduanya bisa dijadikan sumber hukum. Karena, perbuatan,
perkataan dan diamnya Nabi adalah hadits. Sedangkan kesepakatan para
sahabat adalah ijmak, yang juga merupakan dalil syara’.<br />
<br />
Mari kita mulai dari Masjid Nabawi. Jika kita berada di Raudhah
Syarifah, di sana ada Mihrab Nabi. Mihrab ini baru dibangun oleh
Khalifah Umar bin Abdul Aziz, untuk mengabadikan tempat yang digunakan
Nabi SAW saat menjadi imam shalat di Masjid Nabawi. Dulu, selama periode
pemerintahan Nabi SAW dan empat khalifah yang pertama, tidak ada Mihrab
di dalam Masjid Nabawi. Pada tahun 91 H, Khalifah Umar bin Abdul Aziz
pertama kali melakukan shalat di sini, di tempat yang bentuk Mihrab.
Jika kita berdiri di dalam Mihrab ini dan melakukan shalat, tempat sujud
kita akan terletak di tempat, di mana kaki Nabi SAW berpijak. Dinding
tebal mihrab ini menutupi tempat sujud Nabi SAW yang sebenarnya.<br />
<br />
Persis di ujung kanan depan Mihrab ini, ada tiang yang menempel.
Tiang ini disebut Ustuwanah Mukhallaqah. Jabir ra meriwayatkan
sebagaimana disebutkan dalam riwayat Bukhari, “Nabi SAW bersandar pada
sebatang pohon kurma (yang awalnya terletak pada tempat dimana tiang ini
berada) ketika melakukan khutbah Jumat. Lalu, kaum Ansar dengan hormat
menawarkan kepada Nabi SAW, kami dapat membuat sebuah mimbar untukmu,
jika engkau menyetujuinya”. Nabi SAW menyetujuinya dan sebuah mimbar
yang terdiri dari tiga anak tangga dibuat.<br />
<br />
Ketika Nabi SAW duduk di atas mimbar ini untuk berkhutbah, para
sahabat mendengar batang pohon kurma itu menangis seperti anak kecil.
Nabi SAW mendekati pohon yang sedang menangis ini dan kemudian
memeluknya. Pohon ini lalu diam, setelah sebelumnya terisak-isak seperti
onta betina. Pohon kurma ini menangis, karena dia tidak digunakan lagi
oleh Nabi. Sejak itu, batang pohon tersebut diberi sejenis pewangi yang
disebut Khaluq. Tiang ini pun kemudian dikenal dengan Ustuwanah
Mukhallaqah (Tiang yang diberi pewangi).<br />
<br />
Demikian halnya dengan posisi mimbar dan rumah Nabi SAW yang menandai
tempat di mana Raudhah Syarifah berada, hingga kini tetap terjaga
karena jasa para khalifah di masa lalu. Termasuk, tempat di mana
Rasulullah melakukan iktikaf di Masjid Nabawi sambil membawa tempat
tidurnya, yang ditandai dengan Ustuwanah Sarir (Tiang Tempat Tidur);
tempat di mana Rasul menerima delegasi dari berbagai suku, kabilah
termasuk negara lain, yang ditandai dengan Ustuwanah Wufud (Tiang
Delegasi); tempat di mana ‘Ali bin Abi Thalib menunggu instruksi Nabi,
baik dari maupun untuk Nabi, diabadikan dengan Ustuwanah Haris (Tiang
Pengawal).<br />
<br />
Semuanya ini masih terjaga, karena jasa khalifah di masa lalu.
Bahkan, dua tiang yang terakhir ini sekaligus menjadi bukti otentik,
bahwa Masjid Nabawi dahulu bukan hanya tempat beribadah, tetapi juga
pusat pemerintahan.</time>Insan Kamil Malanghttp://www.blogger.com/profile/02781779315912174172noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6242455215697435021.post-2024999144663275202013-10-11T07:36:00.001+07:002013-10-11T07:36:16.591+07:00Jaminan Allah Bagi Pembaca dan Pengamal Al-Qur’an<br />
<div class="post_entry">
<div align="center" style="text-align: left;">
<a href="http://hizbut-tahrir.or.id/2013/10/08/nafaits-tsamarat-jaminan-allah-bagi-pembaca-dan-pengamal-al-quran/images-3-2/" rel="attachment wp-att-60838" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="" class="alignleft size-full wp-image-60838" height="207" src="http://hizbut-tahrir.or.id/wp-content/uploads/2013/10/images-3.jpg" title="images (3)" width="244" /></a><span style="font-size: 13px;">Ibnu Abbas—</span><i style="font-size: 13px;">radhiyallahu ‘anhuma</i><span style="font-size: 13px;">,
semoga Allah meridhai keduanya—berkata: “Allah menjamin bagi siapa saja
yang membaca al-Qur’an dan mengamalkan isinya, bahwa ia tidak akan
tersesat di dunia, dan tidak akan celaka di akhirat.” Kemudian ia
membaca firman Allah ini:</span></div>
<div align="center" style="text-align: left;">
</div>
<div dir="RTL">
)فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُم مِّنِّي هُدًى فَمَنِ اتَّبَعَ
هُدَايَ فَلاَ يَضِلُّ وَلاَ يَشْقَى* وَمَنْ أَعْرَضَ عَن ذِكْرِي فَإِنَّ
لَهُ مَعِيشَةً ضَنكاً وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى * قَالَ
رَبِّ لِمَ حَشَرْتَنِي أَعْمَى وَقَدْ كُنتُ بَصِيراً * قَالَ كَذَلِكَ
أَتَتْكَ آيَاتُنَا فَنَسِيتَهَا وَكَذَلِكَ الْيَوْمَ تُنسَى(</div>
<br />
“<i>Maka jika datang kepadamu petunjuk daripada-Ku, lalu barangsiapa
yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka.
Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya
penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat
dalam keadaan buta. Berkatalah ia: ‘Ya Tuhanku, mengapa Engkau
menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah
seorang yang melihat?’ Allah berfirman: ‘Demikianlah, telah datang
kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada
hari ini kamupun dilupakan.</i>” (<b>QS. Thaha [20] : 123-126</b>). [<b><i>Ma’âlim fi as-Sulûk wa Tazkiyah an-Nufûs</i>, Petunjuk Tingkah Laku dan Pembersih Jiwa</b>] <a href="http://www.khoiruummah.sch.id/2013/10/jaminan-allah-bagi-pembaca-dan-pengamal.html">Sumber</a></div>
Insan Kamil Malanghttp://www.blogger.com/profile/02781779315912174172noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6242455215697435021.post-30394725535535939432013-08-24T09:26:00.000+07:002013-08-24T09:26:24.508+07:00Selamat Idul Fitri 1434 H<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEihytpC2QNotvejaen6yKU0XEvN8L3Z87-l-X6zv97Qb3Zu2splPjA3UqEH56tk7_BUIWNLNGDrI8aeJBIbjMH14NB_i2Dxb4RogIjoWWENcR4AuB395NFzXB94GwaUU-LzdbCmJsPxbek/s1600/idul+fitri2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="220" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEihytpC2QNotvejaen6yKU0XEvN8L3Z87-l-X6zv97Qb3Zu2splPjA3UqEH56tk7_BUIWNLNGDrI8aeJBIbjMH14NB_i2Dxb4RogIjoWWENcR4AuB395NFzXB94GwaUU-LzdbCmJsPxbek/s320/idul+fitri2.jpg" width="320" /></a></div>
<h3 class="post-title entry-title">
</h3>
<div class="post">
<h2>
</h2>
<div class="entry">
<h2 style="text-align: center;">
Segenap civitas akademika</h2>
<h2 style="text-align: center;">
Lembaga, Dewan Kurikulum, Guru, Siswa</h2>
<h2 style="text-align: center;">
TAAM, KB-TKIT INSAN KAMIL MALANG</h2>
<h2 style="text-align: center;">
mengucapkan:</h2>
<h2 style="text-align: center;">
<em>“Taqabbalallahu minna wa minkum</em></h2>
<h2 style="text-align: center;">
<em>shiyamana washiyamikum</em></h2>
<h2 style="text-align: center;">
<em>Selamat merayakan kemenangan</em></h2>
<h2 style="text-align: center;">
<em>Selamat merayakan Idul Fitri 1434 H.”</em></h2>
</div>
</div>
Insan Kamil Malanghttp://www.blogger.com/profile/02781779315912174172noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6242455215697435021.post-2519517527102284842013-08-24T09:22:00.000+07:002013-08-24T09:22:32.597+07:00Undangan Halal Bihalal TAAM, KB-TKIT Insan Kamil MaLANG<h3 class="post-title entry-title">
</h3>
<h2>
</h2>
<div class="entry">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiK3KRD7bzGCqUVLpz23qaEfuMOQ7p16ca-PspxJLo1UWUgbhKcM-gwBVLBS_asb41QvyvJzoFNruqWhuCWysfY4bQaqRsnmnWVBfRx0czwj1AsnB7Ry_3lPBSVS-qR1gImvpUlJkPbbgg/s1600/undangan+halal-bihal.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="222" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiK3KRD7bzGCqUVLpz23qaEfuMOQ7p16ca-PspxJLo1UWUgbhKcM-gwBVLBS_asb41QvyvJzoFNruqWhuCWysfY4bQaqRsnmnWVBfRx0czwj1AsnB7Ry_3lPBSVS-qR1gImvpUlJkPbbgg/s400/undangan+halal-bihal.jpg" width="400" /></a></div>
<div id="metabox">
</div>
<strong>Kepada Yth.</strong> <em>Orangtua Murid,Murid, dan Guru</em><br />
TAAM, KB-TKIT Insan Kamil MaLANG</div>
<br />
<br />
Bismillahirrahmanirrahim,<br />
Assalamu Alaykum Warahmatullahi Wabaraktuh,<br />
Untuk mempererat tali silaturrahim antara orangtua,murid dan guru di TAAM, KB-TKIT Insan Kamil , kami mengundang untuk hadir pada
acara
HALAL BIHALAL yang akan dilaksanakan pada;<br />
<ul>
<li>Hari/tanggal : Minggu, 25 Agustus 2013</li>
<li>Waktu: 15.30-selesai</li>
<li>Tempat: TAAM, KB-TKIT Insan Kamil MaLANG</li>
<li>Acara: Halal Bihalal dan ramah tamah</li>
<li>Pembicara: Insyaallah Al Ustadz Hasby harakan</li>
</ul>
<br />Untuk orangtua membawa buah seperti jeruk, pisang dan lain-lain untuk 5 orang.<br />
Atas partisipasi dan luangan waktu untuk hadir di acara Halal Bihalal ini kami haturkan terima kasih.<br />
<br />
Agustin, S.Pd.<em> (Kepsek </em><em>TAAM, KB-TKIT Insan Kamil MaLANG)</em>Insan Kamil Malanghttp://www.blogger.com/profile/02781779315912174172noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6242455215697435021.post-16015551460964413332013-07-10T09:30:00.004+07:002013-07-10T09:30:57.638+07:00** Melatih Anak Berpuasa<h3 class="post-title entry-title">
<br />
</h3>
<div class="post-header">
<div class="post-header-line-1">
<div id="small">
</div>
</div>
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi0v0X2foK_AJmsOYzOeCxMRgwAfOOXznWS-jDqdIEsoIVqF_c5myZeDV2dR6ImHpaNOKeaFxmeQa2mXx4ckVEpBHIq-gAoATgUhS5hOFlH97zMmPGER87qwOrwh_jOik5CugER4bunVd0/s1600/100_8285.JPG" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi0v0X2foK_AJmsOYzOeCxMRgwAfOOXznWS-jDqdIEsoIVqF_c5myZeDV2dR6ImHpaNOKeaFxmeQa2mXx4ckVEpBHIq-gAoATgUhS5hOFlH97zMmPGER87qwOrwh_jOik5CugER4bunVd0/s200/100_8285.JPG" width="150" /></a></div>
Bulan Ramadhan merupakan momen pendidikan
penting bagi para ibu dan pendidik generasi. Banyak sekali hikmah ibadah
Ramadhan yang mengarah pada pembentukan karakter terpuji bagi anak.
Berpuasa di bulan Ramadhan melatih kesabaran, keikhlasan, kekuatan,
kepekaan sosial dan kemampuan empati.<br />
<br />
Sayang, sebagian orang tua melewatkan momen penting ini. Sebagian
merasa khawatir jika anak-anak diajak berlatih puasa, maka akan
berpengaruh buruk bagi kesehatan dan pertumbuhan. Benarkah begitu?
Tentu tidak. Melatih anak puasa adalah sesuai dengan ajaran Islam.
Dan tak mungkin Islam mengajarkan sesuatu yang mendzalimi anak.<br />
<br />
<strong>Mengapa Harus Dilatih?</strong><br />
Sebagai orang tua, kita seharusnya melatih anak-anak kita yang masih
kecil untuk melakukan berbagai hal yang akan dibebankan kepada mereka
kelak ketika mereka sudah baligh/dewasa. Latihan puasa ini dilakukan
semata-mata agar kelak ketika baligh, mereka benar-benar sudah siap dan
mampu berpuasa sebagaimana orang dewasa. Jangan sampai ketika baligh,
mereka baru berlatih puasa. Ini sama saja kita telah membiarkan
anak-anak kita terjerumus ke dalam perbuatan maksiat yang mendatangkan
murka Allah SWT. Jika mencintai anak-anak kita, maka kita harus
mengajarkan dan melatih mereka agar mau beribadah kepada Allah dengan
senantiasa mentaati seluruh syariatNya. Ketaatan inilah yang akan
menjaga mereka dari siksa api neraka. Allah SWT berfirman yang artinya :
“<em>Hai orang-orang yang beriman, jagalah diri dan keluargamu dari neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu</em>. (TQS At Tahrim [66] : 6)<br />
<br />
Melatih anak berpuasa adalah bagian dari syariat. Imam Al-Bukhari
telah meriwayatkan hadist Rubayyi binti Muawidz, ia berkata: Rasulullah
saw mengirim utusan di pagi Asyura’ ke kampung-kampung Anshar dan
berkata :<em> “Siapa yang masuk waktu pagi dalam keadaan berpuasa maka
sempurnakanlah puasanya, dan barangsiapa yang masuk waktu pagi dalam
keadaan berbuka (tidak berpuasa) maka berpuasalah pada sisa hari itu”. </em>Maka
kamipun melakukan puasa Asyura’. Kami puasakan pula anak-anak kecil
kami dan kami berangkat ke masjid dengan menjadikan mainan dari bulu
buat mereka, jika ada salah seorang dari mereka menangis minta makanan,
kami berikan mainan itu kepadanya sampai masuk waktu berbuka.<em>”</em> (HR Bukhari dan Muslim).<br />
<br />
Harus disadari bahwa puasa anak kecil yaitu anak yang belum baligh
itu tidak wajib, tetapi sangat dianjurkan sebagai sarana latihan.
Pembebanan syariat itu disyaratkan baligh. Jika syariat itu datang dan
memerintahkan orang yang belum baligh untuk melakukan satu perbuatan,
atau datang memerintahkan pengasuh sang anak (wali) untuk mendorong satu
perbuatan, maka itu sebagai sarana latihan saja, sebagaimana dikatakan
oleh asy Syafi’i. Jadi, kalau orang tua menyuruh anaknya yang masih
kecil berpuasa ternyata ia mau berpuasa, maka orang tua dan anak
tersebut mendapatkan pahala, tapi jika ia menolak maka orang tua tidak
berdosa, demikian pula anaknya. Yang membuat orang tua dan anak berdosa
adalah ketika anak sudah baligh tetapi tidak berpuasa sedangkan orang
tuanya tidak pernah mengajari dan melatihnya berpuasa.<br />
<br />
Banyak hal yang bisa kita dapatkan dengan melatih anak berpuasa.
Berlatih puasa di bulan Ramadhan, adalah melatih keikhlasan. Bukankan
puasa adalah ibadah yang tidak terlihat kecuali oleh Allah dan orang
yang berpuasa itu sendiri?. Di samping itu Juga melatih kesabaran dan
kekuatan, bukankah anak diajak untuk bersabar dan kuat menahan lapar dan
dahaga? Melatih puasa juga melatih empati dan kepedulian anak. Ketika
lapar, anak bisa membayangkan bagaimana rasanya menjadi orang miskin
yang tak selalu bisa makan ketika lapar, diharapkan anak kemudian
akan peduli dan membantu mereka. Berlatih puasa juga membiasakan anak
untuk senantiasa menjaga perilakunya karena puasa tidak akan bernilai
jika tidak diikuti dengan perilaku yang baik.<br />
<br />
<strong>Kapan Anak Dilatih Puasa?</strong><br />
Syariat tidak menetapkan umur tertentu kapan anak dilatih puasa.
Perkaranya kembali pada kehendak sang wali, kesehatan dan kemampuan
fisik sang anak (Mahmud Abdul Lathif, Tuntunan Puasa berdasar Al
Quran). Artinya, kita bisa memulai kapan saja. Mahmud Abdul Latif
menjelaskan bahwa sebaiknya anak diajak berpuasa ketika berumur 5-7
tahun. Kisaran umur ini berdasarkan pemahaman terhadap hadist Rubayyi’
yang telah disebutkan di atas. Di hadist tersebut disebutkan bahwa
anak-anak diberi permainan ketika mereka puasa, maka hal ini
menunjukkan bahwa umur anak-anak yang dilatih puasa oleh para shahabat
Rasulullah saw-tanpa ragu lagi- berkisar antara 5-7 tahun, karena dalam
kisaran umur seperti itulah anak-anak kecil bisa dipalingkan dari rasa
laparnya dengan permainan<br />
<br />
Melatih anak puasa harus dilakukan sesuai dengan tahap perkembangan
anak. Ketika masih balita, bisa dilakukan dengan memotivasi anak untuk
senang melakukan puasa karena ingin dicintai Allah. Dalam hal ini, kita
harus memberikan keteladanan yang baik, karena anak akan meniru apapun
yang dilakukan ayah dan ibunya. Ajak anak untuk sahur dan berbuka puasa
bersama. Siapkan makanan dan minuman kesukaan mereka sehingga mereka mau
ikut makan sahur dan yang lainnya. Jika sudah bersekolah, anak bisa
mulai dilatih puasa pada saat di sekolah. Biasanya anak lebih mudah
dilatih puasa jika bersama-sama dengan teman-temannya.<br />
<br />
Ketika anak bertambah usia, dan bertambah kuat, anak bisa dilatih
berpuasa lebih lama. Misalnya kita ajak anak berbuka saat dhuhur
sekitar jam 12. Kalau ternyata kuat, maka beberapa hari kemudian
kita ajak berbuka jam 2 dan seterusnya. Setelah berbuka, anak bisa kita
ajak untuk berpuasa lagi hingga masuk waktu magrib. Anak bisa dilatih
berpuasa setiap hari, atau berselang seling, sehari puasa, sehari tidak
dan sebagainya. Untuk mengalihkan anak dari rasa lapar, kita bisa
berikan kegiatan yang bermanfaat. Misalnya mengajak melakukan pekerjaan
tangan, mengajak main sandiwara, membacakan cerita, menonton film yang
mendidik dan lain-lain.<br />
<br />
Haruslah diperhatikan oleh setiap orang tua untuk tidak mengisi waktu
puasa ini dengan membiarkannya bermain dengan permainan yang tidak
mendidik seperti main game atau menonton televisi sepanjang hari. Jangan
sampai kita berhasil melatih anak puasa tetapi ternyata justru
membiarkannya larut dalam berbagai kegiatan dan tontonan yang merusak
iman Islamnya. Selain permainan, bisa juga kita alihkan rasa lapar
anak dengan mengajaknya membantu kita mempersiapkan makanan dan minuman
untuk berbuka. Kita juga bisa mengajaknya ke tempat tertentu, misalnya
berkunjung ke teman atau saudara, berkunjung ke masjid-masjid sekalian
mengantarkan makanan untuk berbuka puasa dll. Jika dengan berbagai cara
anak sudah sangat sulit dikendalikan hingga marah dan ngambek, cobalah
periksa, jangan-jangan ia memang sakit sehingga harus membatalkan
puasa.<br />
<br />
Ketika anak sudah berumur 7 tahun ke atas hingga sebelum baligh ,
proses pengajaran dan pelatihan harus lebih serius. Hanya perlu diingat
bahwa kita tetap tidak boleh memaksa anak berpuasa karena puasa anak
adalah tahap belajar dan berlatih bukan tahap taklif (pembebanan
hukum). Di usia ini, anak seharusnya didorong untuk berpuasa karena
keinginan taat padaNya bukan karena dorongan ingin dipuji atau ingin
mendapatkan materi seperti uang. Karenanya, alangkah baiknya kalau kita
tidak mengiming-imingi anak dengan imbalan materi agar ia mau puasa.
Kalaupun kita ingin memberinya, maka berilah di akhir bulan puasa dan
sampaikan bahwa itu bukan imbalan akan puasanya tetapi hanya hadiah dan
tanda cinta dan syukur kita karena ia telah menjalankan salah satu
ketaatan kepada Allah. Perlu ditanamkan juga kepada anak bahwa kedua
orang tuanya sangat mencintainya dan menginginkan anaknya selamat baik
di dunia maupun akhirat, dan itu hanya didapatkan dengan cara beribadah
kepada Allah dan taat dengan seluruh syariahNya, termasuk menjalankan
ibadah puasa Ramadhan.<br />
<br />
<strong>Keberhasilan Melatih Anak Berpuasa</strong><br />
Melatih anak berpuasa adalah menjalankan syariat. JIka latihan puasa
ini dilakukan dengan cara tepat, maka Insya Allah tidak akan
mengakibatkan bahaya bagi kesehatan maupun pertumbuhan anak. Untuk itu,
ada beberapa hal yang harus kita perhatikan, seperti memilih makanan
dengan memperhatikan kecukupan dan keseimbangan nutrisi untuk
pertumbuhan anak . Kemudian membantu anak mengelola waktunya. <strong> </strong>Misalnya,
apakah anak sulit bangun pagi? jika benar, maka ia pasti sulit makan
sahur. Maka harus dicari cara tepat agar anak bisa bangun untuk makan
sahur. Misalnya tidak tidur terlalau malam atau yang lainnya. Dan
jangan lupa mengkondisikan anak supaya melakukan puasa dengan senang,
tidak karena terpaksa.<br />
<br />
Keberhasilan melatih anak berpuasa , selain ditentukan oleh peran
orang tua dalam membangun ketaqwaan anak dan melatihnya berpuasa, juga
ditentukan oleh peran sekolah, lingkungan masyarakat, juga Negara.
Bisa kita bayangkan, alangkah sulitnya mengajak anak berpuasa sementara
ia melihat orang-orang di sekitarnya banyak tak berpuasa. Karena itu,
perlu peran Negara untuk menerapkan system aturan yang akan mewajibkan
semua muslim berpuasa dan memberi sanksi bagi semua pelanggarnya. Itu
sebabnya mengapa kita harus berusaha mengubah sistem masyarakat yang
ada saat ini sehingga terwujud sebuah masyarakat Islami, yang menerapkan
aturan Islam secara keseluruhan. Sistem yang akan semakin mengokohkan
keimanan anak dan mendorongnya untuk taat dengan seluruh aturan
Islam/syariah, termasuk kewajiban puasa. Sistem yang akan melahirkan
generasi bertaqwa yang taat kepada syariah dan unggul di berbagai
bidang kehidupan. Itulah sistem Islam yaitu Daulah Khilafah Islamiyah.
(WN). <a href="http://www.khoiruummah.sch.id/2013/07/melatih-anak-berpuasa.html">Sumber</a>Insan Kamil Malanghttp://www.blogger.com/profile/02781779315912174172noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6242455215697435021.post-39379168524268266622013-07-10T09:28:00.000+07:002013-07-10T09:28:21.715+07:00** Bahaya Hiburan dan Permainan<h3 class="post-title entry-title">
<br />
</h3>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhFP08T7XUltudixYvVbLzg-_lX_-6qUFclZjG7VmMpyjp4gKfxM6UghNEJd6bE-wDSOSjpBsT0un-VDW-JacYXLW7pXn8vltm68jfFbBo9J26IJSnCiag82gjHnDvcCnY2oUuFGEg95zA/s1600/main.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhFP08T7XUltudixYvVbLzg-_lX_-6qUFclZjG7VmMpyjp4gKfxM6UghNEJd6bE-wDSOSjpBsT0un-VDW-JacYXLW7pXn8vltm68jfFbBo9J26IJSnCiag82gjHnDvcCnY2oUuFGEg95zA/s1600/main.jpg" /></a></div>
<strong>Pendahuluan</strong><br />
Setiap hari boleh jadi kita akrab dengan hiburan atau permainan.
Kalau kita nonton TV, akan mudah kita jumpai berbagai bentuk hiburan (<em>entertainment</em>) seperti film, sinetron, musik, lawak, dan sebagainya. Permainan (<em>game</em>) juga mudah ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, seperti permainan <em>game on-line</em>, atau permainan dalam bentuk bermacam-macam cabang olah raga, seperti tennis, bola volley, dan sebagainya.<br />
<br />
Memang kelihatannya berbagai hiburan dan permainan itu menyenangkan
dan menghibur. Namun sebenarnya ada banyak bahayanya bagi umat Islam,
baik yang nyata atau terselubung. Mengapa? Karena kita sekarang tidak
hidup dalam masyarakat Islami yang menerapkan syariah Islam. Kita saat
ini hidup dalam masyarakat kapitalis yang tidak kenal halal haram, yang
mempertuhankan materi/uang serta menomorsatukan syahwat dan kenikmatan
tubuh. Segala sesuatu diukur dengan uang, tanpa peduli lagi dengan halal
haram. Tanpa ingat lagi akan pahala dan dosa, lupa akan surga dan
neraka. Dalam kondisi seperti ini, hiburan dan permainan mudah
menjerumuskan umat Islam ke lembah dosa.<br />
<br />
Sebagai contoh, tak sedikit umat Islam yang terjerumus ke dalam perjudian, seperti judi <em>on line</em>,
atau judi yang menyertai setiap olahraga permainan, seperti adu jago,
sepak bola, balap mobil, pacuan kuda, dan sebagainya. Ada pula yang
menghibur diri dengan cara-cara yang haram, semisal hiburan malam di
kafe, karaoke, <em>night club</em>, yang sarat dengan minuman keras,
narkoba, seks bebas, dan prostitusi. Bahkan olah raga pun juga dapat
menjerumuskan ke dalam maksiat, misalnya tidak mempedulikan lagi aurat
atau malah sengaja mempertontonkan keindahan tubuh, seperti renang atau
volley pantai.<br />
<br />
Jadi, hiburan dan permainan dalam masyarakat kapitalis saat ini
sifatnya memang cenderung negatif dan destruktif (merusak), sehingga
sangat mudah menggelincirkan umat Islam ke dalam dosa dan kemaksiatan.
Waktu luang yang seharusnya dapat dimanfaatkan untuk kegiatan positif,
boleh jadi malah memperdaya kita ke arah negatif. Benar sekali sabda
Rasulullah SAW yang pernah memperingatkan kita,”Ada dua kenikmatan yang
memperdaya kebanyakan manusia, yakni kesehatan dan waktu luang.” (HR Al
Hakim, <em>Al Mustadrak</em>, no 7845).<br />
<br />
<strong>Hukum Islam Seputar Hiburan dan Permainan</strong><br />
Sebelum dijelaskan hukumnya, perlu dipahami dulu fakta hiburan dan permainan lebih dulu. Apa <em>sih</em> hiburan itu? Menurut ensiklopedi, hiburan (<em>entertainment</em>)
adalah segala sesuatu –baik berbentuk kata-kata, tempat, benda, maupun
perbuatan– yang dapat menjadi penghibur atau pelipur hati yang sedang
susah. Pada umumnya hiburan itu bentuknya berupa <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Musik">musik</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Film">film</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Opera">opera</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Drama">drama</a>, ataupun berupa <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Permainan">permainan</a> bahkan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Olahraga">olahraga</a>.
Berwisata juga dapat dikatakan sebagai upaya menghibur diri, misalnya
pergi ke kebun binatang, atau ke tempat-tempat hiburan malam (<em>night club</em>) untuk melepas lelah. Ada pula tempat permainan seperti <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bilyar">bilyar</a> hingga sarana perjudian. Pada waktu tertentu, hiburan juga mempunyai tujuan tambahan yang serius. Misalnya, berbagai bentuk <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Perayaan&action=edit&redlink=1">perayaan</a>, festival <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Religius&action=edit&redlink=1">religius</a>, dan sebagainya. (<a href="http://id.wikipedia.org/">http://id.wikipedia.org</a>).<br />
<br />
Sedangkan permainan (<em>game</em>)<strong> </strong>adalah aktivitas <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Rekreasi">rekreasi</a>
dengan tujuan bersenang-senang, mengisi waktu luang, atau berolahraga
ringan. Permainan dapat dilakukan sendiri atau bersama-sama (kelompok).
Permainan banyak macamnya, misalnya <em>permainan tradisional</em>, seperti petak umpet, gobak sodor, dan dapat pula berupa <em>permainan moderen</em>
yang umumnya termasuk ke dalam cabang-cabang olah raga, seperti lari,
senam, tenis meja, menembak, sepeda, panahan, sepak bola, bulutangkis,
dan beladiri. Permainan yang moderen kadang juga melibatkan penggunaan
peralatan yang canggih, seperti permainan (<em>game</em>) di komputer, video, atau permainan secara <em>on line</em> di internet (<em>game on line</em>). (<a href="http://id.wikipedia.org/">http://id.wikipedia.org</a>)<br />
<br />
Bagaimanakah hukum hiburan dan permainan itu menurut syariah Islam?
Pada dasarnya, Islam adalah agama fitrah, yaitu sangat mengerti fitrah
manusia yang dapat mengalami kejenuhan dan kebosanan. Karena manusia
memang berbeda dengan malaikat yang diwajibkan terus menerus berdzikir
kepada Allah SWT. Islam juga tidak mewajibkan kepada setiap muslim untuk
terus menerus mengisi waktunya di masjid saja, atau untuk terus menerus
mengaji Al Qur`an, atau untuk terus menerus berdakwah, dan sebagainya.
Maka dari itu, Islam tidak melarang umatnya untuk sesekali mengisi waktu
luangnya dengan mencari hiburan dan menikmati permainan. Tentu bukan
sembarang hiburan atau permainan, melainkan hiburan dan permainan yang
dihalalkan oleh syariah Islam.<br />
Rasulullah SAW sendiri pernah berlomba lari dengan ‘Aisyah RA. (HR
Ahmad dan Abu Dawud). Pernah pula Rasulullah SAW bersenda gurau (<em>mizah</em>)
dengan seorang nenek-nenek, yang minta didoakan supaya masuk surga.
Rasulullah SAW berkata kepadanya,”Sesungguhnya surga tak akan dimasuki
nenek-nenek.” Perempuan itu terkejut dan menangis, mengira tak akan
surga. Rasulullah SAW lalu menjelaskan bahwa maksudnya tidak demikian.
Maksudnya, nenek-nenek tak akan masuk surga sebagai nenek-nenek, tapi
oleh Allah SWT akan dijadikan muda dan perawan kembali ketika masuk
surga, sesuai QS Al Waaqi’ah : 35-37. (HR Tirmidzi). Ini menunjukkan
bahwa Islam membolehkan hiburan atau permainan, tentu sepanjang sesuai
syariah Islam. (Yusuf Qaradhawi, <em>Al Halal wal Haram fil Islam</em>, hlm. 252-254).<br />
Secara umum, hiburan dan permainan yang sesuai syariah Islam wajib memenuhi 3 (tiga) syarat sebagai berikut;<br />
<br />
<strong><em>Pertama</em></strong>, hiburan/permainan itu haruslah
halal secara syariah, misalnya olah raga lari, memanah, renang, dan
sebagainya. Jadi tidak boleh hiburan/permainan itu berupa sesuatu yang
haram, baik haram dari segi zatnya (seperti narkoba, minuman keras),
maupun haram dari segi aktivitasnya (seperti perjudian, prostitusi, seks
bebas, dsb). Keharaman dari segi aktivitasnya ini, banyak sebab dan
rinciannya dalam syariah Islam. Misalkan ada hiburan/permainan yang
diharamkan karena menyerupai kaum non muslim (<em>tasyabbuh bil kuffar</em>),
misalnya merayakan hari raya non muslim (misal Natalan), atau
diharamkan karena menyerupai lain jenis, misal bermain drama dimana
laki-laki berperan sebagai wanita atau sebaliknya.<br />
<br />
<strong><em>Kedua</em></strong>, hiburan/permainan tidak boleh
melalaikan kita dari kewajiban. Misalnya, kewajiban sholat, bekerja,
menutup aurat, menuntut ilmu, berdakwah, dan sebagainya. Jadi ketika
berolah raga renang misalnya, tidak boleh mengumbar aurat atau bentuk
tubuh. Ketika olahraga lari atau sepak bola, misalnya, tidak boleh
mengenakan celana pendek, karena hal itu berarti meninggalkan kewajiban
menutup aurat. Tidak boleh pula lari pagi dengan meninggalkan sholat
Shubuh misalnya. Tidak boleh pula pergi memancing tapi meninggalkan
kewajiban dakwah atau ngaji, atau dilakukan dengan membolos kerja.<br />
<br />
<strong><em>Ketiga</em></strong>, hiburan/permainan itu tidak boleh membahayakan (<em>mudharat</em>),
misalnya olahraga beladiri tanpa latihan yang benar, mendaki gunung
tanpa persiapan fisik atau peralatan yang memadai, dan sebagainya. Jadi
kalau beladiri dilakukan dengan latihan yang benar, atau mendaki gunung
dengan persiapan yang memadai, hukumnya tidak haram.<br />
<br />
<strong>Bahaya Hiburan dan Permainan</strong><br />
Banyak bahaya di balik hiburan dan permainan saat ini yang berada di bawah kendali dan pengaruh paham kapitalis, antara lain :<br />
<br />
<strong><em>Pertama</em></strong>, merusak atau melemahkan pemahaman
terhadap ajaran Islam. Contohnya sinetron atau tayangan TV yang
mengandung nilai-nilai yang bertentangan dengan Aqidah atau Syariah
Islam. Di antaranya sinetron berjudul <em>Kian Santang</em> (MNC TV) yang kerap menampilkan sihir serta siluman maung bodas, siluman munding bodas dan tokoh-tokoh siluman lainnya. Atau <em>Oh Ternyata</em> (Trans TV) yang menampilkan berbagai macam bentuk hantu. Atau tayangan <em>Bukan Empat Mata</em>, yang pada Juni tahun 2010, pernah menampilkan <em>Atika</em> (bintang tamu Thukul Arwana) yang membaca <em>Basmalah</em> saat akan minum <em>wine</em> (khamr/minuman haram). <br />
<strong><em><br />
</em></strong><br />
<strong><em>Kedua</em></strong>, menjerumuskan pada yang haram. Boleh
jadi hiburan atau permainan itu hukum asalnya boleh, tapi akhirnya
menjerumuskan pelakunya kepada yang haram. Misalkan, lomba lari asalnya
boleh. Tapi kalau dijadikan sarana untuk perjudian, akan menjerumuskan
kepada keharaman dan dosa.<br />
<br />
<strong><em>Ketiga</em></strong>, melalaikan yang wajib. Bisa jadi
suatu hiburan/permainan asalnya boleh-boleh saja, tapi akhirnya membuat
pelakunya lupa akan berbagai kewajiban. Main <em>game on line</em> (yang
baik tentunya) hukum asalnya boleh. Tapi kalau sampai lupa sekolah,
lupa kerja, apalagi lupa shalat, maka jatuhnya menjadi dosa. <strong><em></em></strong><br />
<strong><em><br />
</em></strong><br />
<strong><em>Keempat</em></strong>, menyia-nyiakan waktu.
Hiburan/permainan tabiat asalnya adalah menimbulkan rasa senang. Maka
bahayanya adalah dapat membius pelakunya sehingga lupa waktu atau bahkan
menyia-nyakan waktu yang sangat berharga, yang semestinya dapat
dimanfaatkan untuk hal yang lebih baik, misalnya berdakwah atau
memperjuangkan syariah Islam. Padahal waktu hidup manusia di dunia
tidaklah lama, tentu sayang kalau hanya dibuang-buang tanpa manfaat atau
faedah, baik faedah di dunia maupun faedah di akhirat. <br />
<strong><em><br />
</em></strong><br />
<strong><em>Kelima</em></strong>, membuang-buang harta. Pada umumnya
hiburan atau permainan memerlukan biaya untuk memperolehnya. Tentu
sayang kalau harta yang kita miliki terhambur percuma hanya untuk
mengkonsumsi sesuatu yang kurang bernilai. Apalagi kalau hiburan atau
permainannya haram, tentu lebih disayangkan lagi.<br />
<br />
Akhirnya, marilah kita camkan pesan Rasulullah SAW berikut, yang
aplikasinya sangat luas, di antaranya adalah agar kita berhati-hati
terhadap bahaya hiburan dan permainan yang melenakan dan memperdaya.
Sabda Rasulullah SAW,”Manfaatkanlah lima perkara sebelum datang lima
perkara lainnya; masa mudamu sebelum masa tuamu, sehatmu sebelum
sakitmu, kayamu sebelum miskinmu, waktu luangmu sebelum waktu sempitmu,
dan hidupmu sebelum matimu.” (HR Al Hakim, dalam <em>Al Mustadrak ‘Ala As Shahihain</em>, Juz 4, no. 7846, hadits shahih). <em>Wallahu a’lam. <a href="http://www.khoiruummah.sch.id/2013/07/bahaya-hiburan-dan-permainan.html">Sumber</a></em>Insan Kamil Malanghttp://www.blogger.com/profile/02781779315912174172noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6242455215697435021.post-80875950616152683372013-06-26T06:07:00.001+07:002013-06-26T06:07:56.668+07:00* Ibu, Penunjuk Jalan Bagi Buah Hati <table class="contentpaneopen"><tbody>
<tr><td class="contentheading" width="100%"><br /></td>
<td align="right" class="buttonheading" width="100%">
</td>
<td align="right" class="buttonheading" width="100%">
</td>
<td align="right" class="buttonheading" width="100%">
</td>
</tr>
</tbody></table>
<table class="contentpaneopen"><tbody>
<tr>
<td class="createdate" valign="top"><br /></td>
</tr>
<tr>
<td valign="top">
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US"><img align="left" border="0" src="http://mediaumat.com/images/2013/februari/ok11.jpg" />Ibu adalah orang terdekat bagi anak.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Maka ia tentu berpeluang lebih besar menentukan corak kehidupan sang anak.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Bahkan bisa dikatakan, ibulah penentu masa depan anak.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Jika
ibu memiliki konsep yang benar tentang kehidupan, maka ia akan mampu
menunjukkan jalan yang benar bagi kehidupan anak-anaknya.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Sebaliknya, jika ibu salah menilai kehidupan, sangat mungkin sang anak akan tersesat hidupnya.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US">Ibu hakikatnya adalah orang yang
paling tidak rela meninggalkan anak-anaknya dalam keadaan lemah tidak
terurus, tidak terpenuhi kebutuhannya, tidak terbimbing, dan jauh dari
petunjuk.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Karena ibu yang baik senantiasa takut akan firman Allah SWT yang maknanya:</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US">“Dan hendaklah takut kepada
Allah SWT orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka
anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)
mereka. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah SWT dan
hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.” (TQS An-Nisa [4]:9).</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US">Lantas, apa langkah praktis ibu agar mampu menjadi guide (penunjuk jalan) bagi putra putrinya?<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Berikut beberapa poinnya.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US">Pahami tanggung jawab ibu terhadap anak sesuai ketentuan Allah SWT yang telah menciptakan ibu dan anak.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Ibu juga harus berani menepis paham kebebasan yang jelas-jelas akan membinasakan diri dan keluarganya.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Semua ini akan menjadi motivasi yang kuat bagi ibu dalam menghadapi tantangan dan apapun yang terjadi pada sang buah hati kelak.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US">Belajar mendidik anak secara islami.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Konsep pendidikan anak dalam Islam sangat komprehensif.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Para ulama telah banyak menggali masalah ini secara detail.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Para
ibu seharusnya lebih giat dan lebih cerdas mempelajarinya seiring
dengan meningkatnya kompleksitas permasalahan yang dihadapi anak.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US">Berikan perhatian, kasih sayang, waktu dan nasihat.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Modal motivasi dan ilmu akan sangat bermanfaat bila senantiasa diaplikasikan kepada anak.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Ibu seharusnya tidak boleh acuh.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Sebaliknya ibu harus memberi perhatian penuh meski tidak boleh otoriter, ibarat komandan kepada bawahannya.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Hukuman tak seharusnya menciptakan persepsi buruk pada anak sehingga melahirkan hal-hal yang kontra produktif.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US">Jauhi sikap materialistis.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Jangan pernah ibu berpikiran bahwa kenikmatan hidup diukur dari seberapa besar ia memiliki harta/materi/ketenaran.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Semua itu akan menipu pemiliknya sehingga melupakan Tuhannya.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US">Bertanggung<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>jawab terhadap lingkungan, berani ber-amar ma’ruf nahi munkar.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Jalan menuju surga memang tidak mulus.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Lingkungan dan sistem kehidupan yang rusak sering menghalangi niat lurus ibu dan memojokkan anak pada situasi yang sulit.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Maka,
sebagai bentuk komitmen akan kewajibannya terhadap anak-anak, ibu
seharusnya berani menyatakan kebenaran di tengah kerusakan dan berani
menentang keburukan.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US">Meringankan beban dengan melaksanakan kewajiban secara berjama’ah dengan ibu-ibu yang<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>punya komitmen sama.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Ini tentu akan menjadi kekuatan yang tidak bisa dipandang rendah, karena tantangan yang dihadapi ibu kian berat.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Maka sudah menjadi sunnatullah, bahwa beban tersebut akan lebih ringan jika dipikul bersama.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Apalagi Allah SWT telah memerintahkan umat Islam untuk saling menolong dalam kebaikan.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US"> </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US">Sebuah keniscayaan, berbagai kemudahan dalam mendidik anak akan terwujud tatkala sistem Islam telah tegak.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Oleh
karenanya, semoga optimalisasi peran kita sebagai ibu seiring sejalan
dengan optimalisasi peran kita dalam ranah politik-sosial kemasyarakatan
dalam mewujudkan sistem yang akan memberikan rahmat bagi ibu dan
generasi yang dilahirkannya tersebut. <a href="http://mediaumat.com/muslimah/4329-100-ibu-penunjuk-jalan-bagi-buah-hati.html">sumber</a><span style="mso-spacerun: yes;"></span></span></div>
</td></tr>
</tbody></table>
Insan Kamil Malanghttp://www.blogger.com/profile/02781779315912174172noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6242455215697435021.post-10293384328013959652013-06-26T05:50:00.000+07:002013-06-26T05:50:04.677+07:00** Ketika Khalid “Pedang Allah” Dipecat Oleh Umar <table class="contentpaneopen"><tbody>
<tr><td class="contentheading" width="100%"><br /></td>
<td align="right" class="buttonheading" width="100%">
</td>
<td align="right" class="buttonheading" width="100%">
</td>
<td align="right" class="buttonheading" width="100%">
</td>
</tr>
</tbody></table>
<table class="contentpaneopen"><tbody>
<tr>
<td class="createdate" valign="top"> </td>
</tr>
<tr>
<td valign="top">
<img align="left" border="0" src="http://mediaumat.com/images/2013/juni/khalid.jpg" />Khalid bin al-Walid, diberi gelar oleh Nabi SAW <em>S</em><em>aifu</em><em>-L</em><em>lah al</em><em>-M</em><em>aslul</em>
(Pedang Allah yang terhunus). Nabi pun mendoakannya, agar senantiasa
diberikan kemenangan dalam setiap peperangan. Saat Perang Mu’tah, ketika
itu Nabi menunjuk Usamah bin Zaid, sebagai panglima. Jika dia gugur,
maka ‘Abdullah bin Rawwahah yang menggantikannya. Jika dia gugur, maka
Ja’far bin Abi Thalib, yang menggantikannya. Begitulah akhirnya
peperangan Mu’tah itu terjadi.<br />
<br />
Akhirnya, ketiga panglima yang ditunjuk oleh Nabi pun satu per satu gugur sebagai <em>syuhada’ </em>saat
Perang Mu’tah, namun perang belum usai, Khalid bin al-Walid tampil
mengambil komando pasukan. Allah pun membuktikan mukjizat Nabi SAW. Doa
Nabi untuk kemenangan Khalid pun, dengan izin dan pertolongan Allah,
terbukti. Hingga sepanjang hayatnya, tidak kurang dari 100 peperangan
dia lalui. Dan, tidak ada satu pun bagian tubuhnya yang tidak terkena
sabetan pedang, tusukan panah dan tombak. Itulah Khalid.<br />
<br />
Ketika Abu Bakar as-Shiddiq menjadi Khalifah, Khalid pun ditugaskan
menumpas pemberontakan orang-orang murtad. Selesai dari tugas ini,
Khalid pun ditugaskan oleh Abu Bakar untuk berangkat ke Irak,
menaklukkan wilayah itu. Pada saat yang sama, Abu ‘Ubaidah al-Jarrah,
Syarahbil bin Hasanah, Yazid bin Abu Sufyan dan ‘Amru bin al-‘Ash
ditugaskan oleh Abu Bakar untuk menaklukkan Syam. Panglima tertinggi
dari keempat kelompok pasukan ini adalah Abu ‘Ubaidah al-Jarrah.<br />
<br />
Namun, pasukan ini tidak berhasil menembus pertahanan tentara Romawi.
Mereka hanya sampai di Sungai Yarmuk, yang berbatasan dengan Yordania
dan Suriah. Dalam waktu yang lama, mereka tertahan di sini. Padahal, di
antara pasukan mereka ada 100 veteran Perang Badar, yang kedudukannya di
sisi Allah dan Rasul-Nya sangat tinggi. Justru ini yang menjadi
pertanyaan besar Khalifah Abu Bakar. Maka, Abu Bakar pun menulis surat
kepada Khalid, yang saat itu telah berhasil membebaskan Irak, agar
segera berangkat ke Yarmuk.<br />
<br />
Hanya dalam waktu lima hari, Khalid dan pasukannya pun sampai ke
Yarmuk. Mereka tidak beristirahat, dan tidak melalui jalan yang biasa
dilalui oleh orang. Sebelum sampai di sana, Khalid menulis surat kepada
Abu ‘Ubaidah, tentang pemberhentian Abu ‘Ubaidah oleh Abu Bakar, dan
pengangkatan Khalid untuk menggantikannya. Abu ‘Ubaidah tidak marah, dan
menerima keputusan ini dengan lapang dada. Maka, tampuk komando
tertinggi pasukan Islam di Yarmuk pun di tangan Khalid.<br />
<br />
Perang Yarmuk yang dahsyat itu pun meletus pada tahun 13 H. Di saat
perang sedang berkecamuk, dan Khalid tengah mengatur pasukan dan
strategi perang, tiba-tiba utusan ‘Umar bin al-Khatthab, yang baru saja
diangkat menjadi Khalifah, menggantikan Abu Bakar, datang menghadap Abu
‘Ubaidah. Utusan itu menyampaikan surat pemberhentian Khalid, dan
pengangkatan Abu ‘Ubaidah sebagai panglima tertinggi di Yarmuk. Namun,
dalam situasi seperti itu, Abu ‘Ubaidah tidak langsung menyampaikan
keputusan tersebut kepada Khalid, hingga Perang Yarmuk berakhir, dan
kemenangan di pihak kaum Muslim.<br />
<br />
Begitu perang usai, keputusan itu pun disampaikan oleh Abu ‘Ubaidah kepada Khalid. <em>“Mengapa Anda tidak menyampaikan keputusan itu, begitu sampai kepada Anda?” </em>tanya Khalid kepada Abu ‘Ubaidah. <em>“Saya
tidak ingin mengganggu kosentrasi Anda dalam memimpin serangan. Lagi
pula, kita bersaudara (sesama Muslim). Apa salahnya, jika saudara
dipimpin oleh saudaranya sendiri.” </em>Khalid tidak marah. Meski
jasanya dalam Perang Yarmuk begitu luar biasa. Setelah Perang Yarmuk,
Khalid diperintahkan oleh Abu ‘Ubaidah untuk menerobos benteng Damaskus,
yang tingginya mencapai 6 m, tebal 3 m, dikelilingi parit yang dialiri
air selebar 3 m.<br />
<br />
Selama 4 bulan, ada yang mengatakan sampai 6 bulan, pasukan ini
mengepung benteng Damaskus. Hingga akhirnya, Allah pun membuktikan
kembali mukjizat Nabi, kemenangan di tangan Khalid. Dengan segala
prestasinya itu, membuat kawan dan lawan menaruh hormat
setinggi-tingginya kepada Khalid. Inilah yang Ibn Qais memberikan
sanjungan yang begitu tinggi kepada Khalid. Merasa tersanjung dengan
pujiannya, Khalid pun memberikan hadiah kepadanya. Ada yang mengatakan,
500 Dinar, ada yang mengatakan 5000 Dinar, dan 10,000 Dinar.<br />
<br />
Bagi Khalid, apa yang dilakukannya tidak salah, karena Rasul pun pernah memberikan hadiah <em>Burdah</em>
(surban hijau) Nabi SAW kepada Ka’ab bin Zuhairi, karena sanjungannya
kepada Nabi. Namun, 500 Dinar, 5000 Dinar atau 10,000 Dinar yang
dihadiahkan Khalid dinilai oleh ‘Umar tidak pantas diberikan kepada
seorang penyair. <em>“Dari mana dia mendapatkan uang sebanyak itu?” </em>tanya ‘Umar. Khalid pun diadili. Di depan Abu ‘Ubaidah dan ‘Umar, Khalid menegaskan, bahwa harta itu adalah bagian <em>ghanimah</em>-nya.<br />
<br />
‘Umar yang dikenal <em>zuhud</em> dan <em>wara’ </em>itu pun
khawatir, jika ada pejabatnya yang melakukan tindakan yang tidak patut,
baik sebagai pribadi maupun pejabat negara. Dia khawatir, bagaimana
kelak akan memberikan pertanggungjawaban di hadapan Allah. Dalam riwayat
yang lain dituturkan, bahwa ‘Umar memecat Khalid bin al-Walid karena
khawatir dikultuskan, “<em>Saya tidak memecat Khalid bin </em><em>al-</em><em>Walid karena benci atau pengkhianatan</em><em>nya.</em><em> </em><em>T</em><em>etapi</em><em>,</em><em>
karena semua orang sudah terpesona, saya khawatir orang hanya percaya
kepadanya dan hanya akan berkorban untuknya. Maka saya ingin mereka tahu</em><em>,</em><em> bahwa Allah Maha Pencipta dan supaya mereka tidak menjadi sasaran fitnah</em>.”<br />
<br />
Namun, ‘Umar baru menyadari kekeliruannya tentang Khalid, saat Khalid
telah menghadap kepada Allah. Khalid tidak meninggalkan harta sedikit
pun. Khalid ternyata miskin. ‘Umar pun menyesal atas tindakannya kepada
Khalid. <em>“Kenapa Anda memecat dia, saat itu?” </em>tanya ‘Ali kepada ‘Umar. <em>“Iya, saya menyesal. Karena saya tidak tahu kondisi dia yang sesungguhnya.” </em> Begitulah keikhlasan Khalid bin al-Walid, dan begitulah kezuhudan dan kewara’an ‘Umar bin al-Khatthab.<br />
<br />
Saat menjelang ajalnya tahun 21 H, Khalid berkata kepada Abu Darda ra, <em>“Wahai Abu Darda, bila kelak ‘Umar al-Khattab ra wafat kelak, akan melihat sesuatu yang kamu benci terjadi.” </em>Sambil mengelap air matanya, ia berkata lagi,<em>
“Aku memang merasa sedikit kecewa dengannya dalam bebarapa hal, tetapi
setelah aku pikir di saat aku sakit ini, aku menyadari, bahwa ‘Umar
melakukannya dengan ikhlas dan hanya mengharapkan rahmat Allah dari
setiap tindakannya.” </em>[] <strong>Roni R/HAR dari berbagai sumber</strong></td></tr>
</tbody></table>
Insan Kamil Malanghttp://www.blogger.com/profile/02781779315912174172noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6242455215697435021.post-24561113356565815982013-05-30T17:06:00.000+07:002013-05-30T17:06:40.449+07:00** Dilarang Meniup Makanan dan Minuman<h1 class="entry_title">
<br /></h1>
<em><strong>Terdapat</strong> </em>beberapa hadis yang menunjukkan larangan meniup makanan atau minuman. Diantaranya,<span id="more-9378"></span>
<div style="text-align: justify;">
<a href="http://blog.innomuslim.com/wp-content/uploads/2013/05/meniup-makanan.png"><img alt="" class="aligncenter size-full wp-image-9379" height="335" src="http://blog.innomuslim.com/wp-content/uploads/2013/05/meniup-makanan.png" title="meniup makanan" width="500" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
1. Hadis dari Abu Qatadah <em>radhiyallahu ‘anhu</em>, Rasulullah <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> bersabda,</div>
<div style="text-align: justify;">
إِذَا شَرِبَ أَحَدُكُمْ فَلاَ يَتَنَفَّسْ فِي الإِنَاءِ، وَإِذَا أَتَى الخَلاَءَ فَلاَ يَمَسَّ ذَكَرَهُ بِيَمِينِهِ…</div>
<div style="text-align: justify;">
<em>Apabila kalian minum, janganlah
bernafas di dalam gelas, dan ketika buang hajat, janganlah menyentuh
kemaluan dengan tangan kanan…</em> (HR. Bukhari 153).</div>
<div style="text-align: justify;">
2. Hadis dari Ibnu Abbas <em>radhiyallahu ‘anhuma</em>,</div>
<div style="text-align: justify;">
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى أَنْ يُتَنَفَّسَ فِي الإِنَاءِ أَوْ يُنْفَخَ فِيهِ</div>
<div style="text-align: justify;">
Nabi <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> melarang bernafas di dalam gelas atau meniup isi gelas. (HR. Ahmad 1907, Turmudzi 1888, dan dishahihkan Syuaib Al-Arnauth).</div>
<h3 style="text-align: justify;">
<strong>Mengapa dilarang ditiup?</strong></h3>
<div style="text-align: justify;">
An-Nawawi mengatakan,</div>
<div style="text-align: justify;">
والنهي عن التنفس في الإناء هو من طريق الأدب مخافة من تقذيره ونتنه وسقوط شئ من الفم والأنف فيه ونحو ذلك</div>
<div style="text-align: justify;">
Larangan bernafas di dalam gelas ketika
minum termasuk adab. Karena dikhawatirkan akan mengotori air minum atau
ada sesuatu yang jatuh dari mulut atau dari hidung atau semacamnya.
(Syarh Shahih Muslim, 3/160)</div>
<div style="text-align: justify;">
Hal yang sama juga disampaikan Ibnul Qoyim,</div>
<div style="text-align: justify;">
وأما النفخ في الشراب فإنه يكسبه من فم
النافخ رائحة كريهة يعاف لأجلها ولا سيما إن كان متغير الفم وبالجملة :
فأنفاس النافخ تخالطه ولهذا جمع رسول الله صلى الله عليه و سلم بين النهي
عن التنفس في الإناء والنفخ فيه</div>
<div style="text-align: justify;">
Meniup minuman bisa menyebabkan air itu
terkena bau yang tidak sedap dari mulup orang yang meniup. Sehingga
membuat air itu menjijikkan untuk diminum. Terutama ketika terjadi bau
mulut. Kesimpulannya, nafas orang yang meniup akan bercampur dengan
minuman itu. Karena itulah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
menggabungkan larangan bernafas di dalam gelas dengan meniup isi gelas.
(Zadul Ma’ad, 4/215).</div>
<h3 style="text-align: justify;">
<strong>Bolehkah Menggunakan Kipas Angin?</strong></h3>
<div style="text-align: justify;">
Memperhatikan alasan yang disampaikan
oleh An-Nawawi dan Ibnul Qoyim tentang mengapa kita dilarang meniup
makanan, bisa kita simpulkan bahwa menggunakan kipas dalam hal ini
dibolehkan. Dengan syarat, kipas yang digunakan bukan kipas yang
berdebu, yang kotor, sehingga justru menyebarkan penyakit pada makanan
atau minuman.</div>
<div style="text-align: justify;">
<em>Allahu a’lam</em></div>
Insan Kamil Malanghttp://www.blogger.com/profile/02781779315912174172noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6242455215697435021.post-51138849957605093752013-05-23T07:15:00.000+07:002013-05-23T07:15:26.206+07:00* "Saya Percaya, Semua Anak adalah Juara..."<!--[if !mso]>
<style>
v\:* {behavior:url(#default#VML);}
o\:* {behavior:url(#default#VML);}
w\:* {behavior:url(#default#VML);}
.shape {behavior:url(#default#VML);}
</style>
<![endif]-->
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-no-proof: yes;"><br /></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiS-5rDR6ZzWp_dbxXV45y2XKefZl2Md6BgNBvJ9Ky3OCNPv7y_MGEGY3wvG54t6ew-kGKW_3-pdAgqAJPxYuI18pYTSPkVyRQxaGjK-jK_HnEHCpojZEohK_Ik8Vlbv57ITcBG3nrXjy8/s1600/mono.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="160" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiS-5rDR6ZzWp_dbxXV45y2XKefZl2Md6BgNBvJ9Ky3OCNPv7y_MGEGY3wvG54t6ew-kGKW_3-pdAgqAJPxYuI18pYTSPkVyRQxaGjK-jK_HnEHCpojZEohK_Ik8Vlbv57ITcBG3nrXjy8/s320/mono.jpg" width="320" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Bondan Pattipi selalu muncul di sekolah,
terutama saat sebelum bel masuk, jam istirahat, dan jam pulang sekolah. Namun,
namanya tidak terdaftar di kelas mana pun di SD YPK Siboru, Fakfak Barat.<br />
<br />
Keterbatasannya membuat Bondan tidak sekolah. Suatu waktu, di sela latihan
gerak jalan, Mario Surya Ramadhan memiliki kesempatan berinteraksi dengannya.
Namun, meski tidak bisa berbicara dan mendengar, Bondan menunjukkan semangat
belajar yang tinggi. <br />
<br />
Awalnya, Bondan bergerak kikuk karena dia tidak bisa mendengar aba-aba dan
instruksi pemimpin barisan. Namun, dalam pertemuan kedua, Bondan justru
bergerak sesuai dengan aba-aba dari Mario. Dia fokus pada pengajarnya.<br />
<br />
Mario percaya pada teori <i>multiple intelligence</i>, percaya bahwa semua anak
adalah juara...<br />
<br />
<br />
<br />
"<a href="https://indonesiamengajar.org/cerita-pm/mario-ramadhan/hikmah-dari-seorang-mono"><b><i><span style="color: blue;">Hikmah dari Seorang Mono</span></i></b></a>"<br />
<i><br />
<br />
Nama lengkapnya Bondan Pattipi, teman-teman biasa memanggilnya Bondan. Bondan
kira-kira berusia sebelas tahun, postur tubuhnya atletis dan berisi. Ia adalah
anak ketiga dari lima bersaudara. Keluarganya bisa dikatakan termasuk kelas
menengah ke atas untuk ukuran Kampung Siboru. Saya biasa menumpang menonton
televisi dan minum kopi di rumahnya.<br />
<br />
Bondan adalah seorang mono, sebutan yang lazim dipakai oleh masyarakat Fakfak
untuk seorang tuna wicara. Namanya tidak tercatat di dalam buku absen kelas
mana pun di SD YPK Siboru. Bondan sering muncul di sekolah terutama ketika
sebelum bel masuk, jam istirahat dan jam pulang sekolah. Kadang ia mengintip
dari pintu ketika saya sedang mengajar. Pasti jika dia tinggal di kota besar
sudah disekolahkan di SLB oleh orang tuanya.<br />
<br />
Bondan memang tidak sekolah tetapi Bondan tidak bodoh. Melihat Bondan saya
langsung teringat teori multiple intelligence, yang percaya semua anak adalah
juara. Saya menemukan sisi juara Bondan ketika sekolah kami sedang berlatih
untuk mengikuti lomba dalam rangka HUT Fakfak. SD YPK Siboru mengirimkan satu
tim gerak jalan putra, tujuh pelari putra dan tiga pelari putri.<br />
<br />
Suatu ketika saya sedang melatih anak-anak gerak jalan, Bondan menonton di
pinggir lapangan. Kebetulan ada anak yang tidak datang latihan, saya memanggil
Bondan untuk ikut latihan supaya barisan tidak bolong. Tidak terpintas di benak
saya untuk memasukan Bondan ke dalam pasukan gerak jalan. Bondan tidak bisa
mendengar aba-aba dan instruksi pemimpin barisan sehingga tidak mungkin bisa
menyesuaikan langkah dengan anggota lain, pikir saya. Bondan masih terlihat
kikuk dan kurang percaya diri bergabung dengan anak-anak sekolah.<br />
<br />
Hari berikutnya, supaya memudahkan anak-anak berjalan dan menyesuaikan dengan
medan lomba, kami berlatih di kampung sebelah yang telah memiliki jalan aspal.
Ketika saya berjalan ke arah pelabuhan hendak pergi ke pantai sebelah, saya
tidak sengaja melihat Bondan dari kejauhan yang sudah di atas perahu bersama
bapak dan ibunya, siap untuk pergi memancing. Karena kemarin dia ikut latihan,
saya langsung memberi kode melambaikan tangan untuk ikut berlatih gerak jalan
bersama anak-anak yang lain.<br />
<br />
Bondan langsung lompat dari perahu, berlari menuju rumahnya. Tidak lama Bondan
muncul di pelabuhan, sudah memakai sepatu dan membawa tas. Ketika latihan, saya
terkejut dengan kemampuan Bondan menjaga irama langkahnya agar serasi dengan
teman-teman yang lain. Bahkan, ketika anak-anak yang lain kebingungan
menyesuaikan langkah dan kerap salah mengikuti aba-aba
“kiri..kiri..kiri-kanan-kiri” yang saya teriakan, Bondan bisa dengan mudah
mengatur langkahnya. Ketika anak-anak sibuk mengobrol waktu saya memberikan instruksi
dan mencontohkan, Bondan tetap fokus kepada saya. Saya menjadikan Bondan contoh
peraga di depan anak-anak yang lain. Anak-anak memberi tepuk tangan ketika
Bondan mampu menjalankan instruksi saya.<br />
<br />
Keesokan harinya ketika saya datang ke rumahnya, orang tua nya bercerita Bondan
senang sekali bisa ikut gerak jalan bersama teman-teman yang lain. Saya
memutuskan untuk memasukan Bondan ke dalam tim gerak jalan karena kemampuannya
menjaga irama langkah.<br />
<br />
Bondan memakai baju olahraga pinjaman ketika hari pelaksanaan lomba. Bondan
mampu menyesuaikan diri dengan aba-aba yang terikan pemimpin pasukan. Ia kuat
berjalan teratur sejauh 10 km. Pasukan gerak jalan Siboru belum berhasil
mendapat juara. Bondan memberi hikmah berharga bagi saya dan anak-anak. Bondan
mencontohkan cara patuh dan memperhatikan instruksi dengan baik. Tidak banyak
bicara tetapi banyak bekerja. Bukan banyak bicara tetapi ternyata tidak bisa.
Mono juga bisa.<a href="http://edukasi.kompas.com/read/2013/05/22/1819113/Saya.Percaya.Semua.Anak.adalah.Juara.">Sumber</a></i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<!--[if gte mso 9]><xml>
<o:OfficeDocumentSettings>
<o:AllowPNG/>
</o:OfficeDocumentSettings>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves>false</w:TrackMoves>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:EnableOpenTypeKerning/>
<w:DontFlipMirrorIndents/>
<w:OverrideTableStyleHps/>
</w:Compatibility>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin-top:0in;
mso-para-margin-right:0in;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0in;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
</style>
<![endif]--><br />Insan Kamil Malanghttp://www.blogger.com/profile/02781779315912174172noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6242455215697435021.post-40568080999391725782013-05-22T13:32:00.001+07:002013-05-22T13:32:56.176+07:00** Subhanallah, Anak Tiga Tahun Hafal 30 Juz Alquran*<br />
<div class="img-detailberita" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;">
<img alt="Kitab Suci Alquran (ilustrasi)." height="236" src="http://static.republika.co.id/uploads/images/detailnews/kitab-suci-alquran-ilustrasi-_121210192530-935.jpg" width="400" />
</div>
<br />
<h1 class="jdl-detail">
<br /></h1>
<br /> Bocah Nigeria ini sungguh menakjubkan. Betapa
tidak, pada usianya yang baru tiga tahun delapan bulan, ia mampu
menghafal seluruh isi Alquran. Rukkayatu Fatahu Umar, demikian nama
balita perempuan tersebut.<br /><div class="txt-detailberita">
<br />Dikutip dari Nigerian Tribune,
Rukkayatu begitu gembira dengan prestasinya. Ia sangat senang menghafal
Alquran. Ia pun ingin anak-anak di seluruh dunia dapat belajar dan
menghafal Kitabullah seperti dirinya. “Saya bersyukur kepada Allah,”
ujar Rukkayatu saat ditanya bagaimana perasaannya dapat menghafal
Alquran pada usia sangat belia.<br /><br />Rukkayatu mulai menghafal kitab
suci umat Islam itu di sebuah sekolah Alquran milik Yayasan Syekh Dahiru
Usman. Syekh Dahiru Uslam tak lain adalah kakek Rukkayatu. Awalnya, dia
bukan bersekolah di tempat tersebut, tetapi sekadar ikut sang ibu yang
menjadi pengajar di sana. Di kelas hafalan, ia pun terbiasa mendengarkan
bacaan Alquran.<br />
Hingga kemudian Rukkayatu ikut membaca ayat-ayat Alquran bersama para
siswa, bahkan menghafalnya. “Ia terus menghadiri kelas menghafal,
hingga akhirnya ia menyelesaikan hafalan seluruh Alquran,” tutur sang
ibu, Sayyada Maimunatu.<br /><br />Bagi Rukkayatu, menghafal Alquran tak
ubahnya bermain yang sangat menyenangkan. Ia juga sangat rajin ke
sekolah, sejak pukul 07.00 pagi hingga 18.00 sore. “Ini bukan berarti ia
tak bermain dengan teman-temannya. Ia bermain, terutama dengan mereka
yang juga menghafal Alquran seperti dia,” lanjut sang ibu.<br /><br />Kabar
mengenai Rukkayatu menjadi buah bibir dan perhatian masyarakat Kota
Bauchi. Mereka penasaran dan ingin tahu kehebatan gadis kecil ini dalam
menghafal Alquran. Maka, pada akhir Januari lalu, sang hafizah kecil
unjuk gigi pada acara wisuda sekolah Yayasan Syekh Dahiru. Sang kakek,
Syekh Dahiru Usman, ingin menunjukkan kebenaran kabar prestasi cucunya.
Ia ingin membuktikan bahwa prestasi si kecil Rukkayatu bukanlah sebuah
kebetulan melainkan karena ia belajar dengan sungguh-sungguh.<br /><br />Syekh
pun kemudian meminta Rukkayatu berdiri di hadapan para hadirin,
termasuk beberapa ulama. Mereka menguji hafalan dan kebenaran bacaan
Alquran Rukkayatu. Hasilnya begitu menakjubkan mereka.<br /><br />Menghafal
Alquran tampaknya menjadi prestasi keluarga Rukkayatu. Ibunya, Sayyada
Maimunatu, telah menjadi hafizah pada usia 12 tahun. Ayahnya, Fatahu
Umar Pandogari, pun seorang hafiz. Didikan sang kakek, yang merupakan
ulama terkenal di Bauchi, rupanya menghasilkan keluarga penghafal
Alquran.<br /><br />Mengenai putri kecilnya yang hafal Alquran pada usia
balita, Sayyada Maimunatu mengaku sangat gembira sekaligus bersyukur.
“Saya sangat bersyukur kepada Allah untuk ini. Saya juga bersyukur
memiliki ayah seperti Syekh Dahiru yang mendidik saya di jalan Islam.
Semoga Allah memberinya umur panjang sehingga beliau dapat terus
mengabdikan diri kepada Allah dan bermanfaat bagi umat Islam dan umat
manusia pada umumnya,” tuturnya.<br /><br />Sang ibu pun bertekad terus
menjaga hafalan Alquran putrinya. Begitu pun pendidikannya, akan ia
prioritaskan pada pendidikan Islam. <a href="http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/khazanah/13/05/22/mn6rfb-subhanallah-anak-tiga-tahun-hafal-30-juz-alquran">Sumber</a><br />
</div>
Insan Kamil Malanghttp://www.blogger.com/profile/02781779315912174172noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6242455215697435021.post-5007372153402546272013-05-21T09:33:00.001+07:002013-05-21T09:33:34.036+07:00** Menumbuhkan Kepercayaan Diri bagi Buah Hati***<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj2xWN1NfO7Evvny4gBYQud5L3-f8xCjX3pWaO99guBXCiH1crXwgqvrvMQArDSMHJKK4F1hj4BH25VJoPC-Dr8R78toc2P8Bykms2nsx9CxgrZxFkjMKg62fbeyYFAItj6qbNrVDP3o3A/s1600/p.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj2xWN1NfO7Evvny4gBYQud5L3-f8xCjX3pWaO99guBXCiH1crXwgqvrvMQArDSMHJKK4F1hj4BH25VJoPC-Dr8R78toc2P8Bykms2nsx9CxgrZxFkjMKg62fbeyYFAItj6qbNrVDP3o3A/s320/p.jpg" width="275" /></a></div>
<div class="MsoNormal">
Saat kita memasuki sebuah lingkungan baru, sering kali ada
perasaan aneh yang menghampiri, seperti malu, takut salah bicara, bingung atau
ragu-ragu. Jika tidak segera di atasi, hal tersebut bisa menjadi hambatan
bersosialisasi.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Masalah ini ternyat tidak hanya dialami oleh orang dewasa,
tetapi juga terjadi pada putera-puteri Anda.</div>
<div class="MsoNormal">
Salah satu problem yang acap dialami orangtua adalah
mendapati si kecil memiliki sifat pemalu. Sifat ini semakin kentara saat anak
beradaptasi dengan dunia luar, misalnya ketika pertama kali masuk sekolah,
asrama.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Namun tidak perlu bingung dan sedih atau <i>overprotective</i>.
Pemalu bukanlah sifat negatif yang perlu disembunyikan. Yang paling penting
adalah kita lebih memahami karakter anak dan memberi kesempatan kepada anak
untuk lebih berkembang.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Pada dasarnya, rasa malu dipengaruhi oleh dua faktor yaitu
warisan genetik (keturunan) dan pengalaman hidup. Diperkirakan, 20 persen
orang memiliki kecenderungan genetik secara alami sifat pemalu. Namun, di sisi
lain pengalaman hidup juga mengambil peran.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Dilansir dari beberapa sumber, berbagai hal yang bisa kita
lakukan untuk menumbuhkan rasa pede pada anak;</div>
<ul type="disc">
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal;">Pujilah
anak Anda</li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal;">Jangan
mengkritiknya</li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal;">Dorong ia
untuk mengungkapkan ide-idenya</li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal;">Dorong ia
untuk membicarakan perasaannya</li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal;">Bantu ia
untuk mengembangkan berbagai kemampuannya</li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal;">Bantu ia
dalam menyelesaikan pekerjaan, tapi jangan berlebihan sehingga membuatnya
manja. Biarkan anak memegang kendali</li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal;">Anda harus
berpikir positif, sehingga ini akan menular pada anak anda</li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal;">Sayangi
anak dan tunjukkan padanya bahwa anda mencintainya</li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal;">Libatkan
ia dalam permainan positif yang lebih bersifat kerjasama, bukan
individual, <a href="http://www.khoiruummah.sch.id/2013/05/menumbuhkan-kepercayaan-diri-bagi-buah.html">Sumber</a></li>
</ul>
Insan Kamil Malanghttp://www.blogger.com/profile/02781779315912174172noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6242455215697435021.post-17804383559162185072013-03-21T00:12:00.001+07:002013-03-21T00:12:36.508+07:00Sebuah Renungan di Atas Kesibukan Para Orangtua<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhXrvcZxnbSMM3z9y_xl42AC6Kd9NDUR0n2r6pAgo2inSBhipqTBX8-9f8b3GPi-i-Ufkfl_xjDh1LXeBOcN04jNjAIewB-qTGv1v2auDHmdjgkwd6XVm26KPoQ5Hdl3qQN7tZzZ-qeJ24/s1600/m.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhXrvcZxnbSMM3z9y_xl42AC6Kd9NDUR0n2r6pAgo2inSBhipqTBX8-9f8b3GPi-i-Ufkfl_xjDh1LXeBOcN04jNjAIewB-qTGv1v2auDHmdjgkwd6XVm26KPoQ5Hdl3qQN7tZzZ-qeJ24/s320/m.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
Seperti biasa Rudi, Kepala Cabang di sebuah perusahaan swasta terkemuka<br /><div data-ft="{"type":1,"tn":"K"}">
di Jakarta, tiba di rumahnya pada pukul 9 malam. Tidak seperti biasanya,<br />
Imron, putra pertamanya yang baru duduk di kelas tiga SD yang membukakan<br />
pintu. Ia nampaknya sudah menunggu cukup lama.</div>
<div data-ft="{"type":1,"tn":"K"}">
<br /></div>
“Kok, belum tidur?” sapa Rudi sambil mencium anaknya. Biasanya Imron<br />
memang sudah lelap ketika ia pulang dan baru terjaga ketika ia akan berangkat<br />
ke kantor pagi hari.<br />
<div data-ft="{"type":1,"tn":"K"}">
Sambil
membuntuti sang Papa menuju ruang keluarga, Imron menjawab, “Aku nunggu
Papa pulang. Sebab aku mau tanya berapa sih gaji Papa?”</div>
“Lho, tumben, kok nanya gaji Papa? Mau minta uang lagi, ya?”<br />
“Ah, enggak. Pengen tahu aja.”<br />
“Oke. Kamu boleh hitung sendiri. Setiap hari Papa bekerja sekitar 10 jam dan<br />
dibayar Rp 400.000,-. Dan setiap bulan rata-rata dihitung 22 hari kerja.<br />
Sabtu dan minggu libur, kadang sabtu Papa masih lembur. Jadi, gaji Papa dalam satu bulan berapa, hayo?”<br />
<br />
Imron berlari mengambil kertas dan pensilnya dari meja belajar, sementara<br />
Papanya melepas sepatu dan menyalakan televisi.<br />
<div data-ft="{"type":1,"tn":"K"}">
Ketika Rudi beranjak menuju kamar untuk berganti pakaian, Imron berlari mengikutinya.<br />
“Kalau satu hari Papa dibayar Rp 400.000,- untuk 10 jam, berarti satu jam<br />
Papa digaji Rp 40.000,- dong,” katanya.</div>
“Wah, pinter kamu. Sudah, sekarang cuci kaki, bobok,” perintah Rudi.<br />
<div data-ft="{"type":1,"tn":"K"}">
<br /></div>
<div data-ft="{"type":1,"tn":"K"}">
Tetapi Imron tak beranjak. Sambil menyaksikan Papanya berganti pakaian,<br />
Imron kembali bertanya, “Papa, aku boleh pinjam uang Rp.5.000,- nggak?”</div>
“Sudah, nggak usah macam-macam lagi. Buat apa minta uang malam-malam begini? Papa capek. Dan mau mandi dulu. Tidurlah. “<br />
<div data-ft="{"type":1,"tn":"K"}">
“Tapi Papa…”</div>
<div data-ft="{"type":1,"tn":"K"}">
<br /></div>
<div data-ft="{"type":1,"tn":"K"}">
Kesabaran Rudi habis.”Papa bilang tidur!” hardiknya mengejutkan Imron.</div>
<div data-ft="{"type":1,"tn":"K"}">
Anak kecil itu pun berbalik menuju, kamarnya.</div>
Usai mandi, Rudi nampak menyesali hardikannya. Ia pun menengok Imron<br />
di kamar tidurnya.<br />
<div data-ft="{"type":1,"tn":"K"}">
<br /></div>
<div data-ft="{"type":1,"tn":"K"}">
Anak kesayangannya itu belum tidur. Imron didapatinya sedang terisak-isak pelan sambil memegang uang Rp. 15.000,- di tangannya.</div>
<div data-ft="{"type":1,"tn":"K"}">
Sambil berbaring dan mengelus kepala bocah kecil itu, Rudi berkata,<br />
“Maafkan Papa, Nak, Papa sayang sama Imron. Buat apa sih minta uang
malam-malam begini? Kalau mau beli mainan, besok’kan bisa. Jangankan Rp
5.000,- lebih dari itu pun Papa kasih.”</div>
“Papa, aku nggak minta uang. Aku pinjam. Nanti aku kembalikan<br />
kalau sudah menabung lagi dari uang jajan selama minggu ini.”<br />
<div data-ft="{"type":1,"tn":"K"}">
“Iya, iya, tapi buat apa?” tanya Rudi lembut.</div>
<br />
“Aku menunggu Papa dari jam 8. Aku mau ajak Papa main ular tangga.
Tiga puluh menit saja, mama sering bilang kalau waktu Papa itu sangat
berharga.<br />
Jadi, aku mau ganti waktu Papa. Aku buka tabunganku, ada Rp 15.000,-.<br />
Tapi karena Papa bilang satu jam Papa dibayar Rp 40.000,-, maka setengah
jam aku harus ganti Rp 20.000,-. Duit tabunganku kurang Rp 5.000,-
Makanya aku mau pinjam dari Papa,” kata Imron polos.<br />
<br />
Rudi terdiam. Ia kehilangan kata-kata.<br />
<div data-ft="{"type":1,"tn":"K"}">
Dipeluknya
bocah kecil itu erat-erat dengan perasaan haru. Dia baru menyadari,
ternyata limpahan harta yang dia berikan selama ini, tidak cukup untuk <strong>“membeli”</strong> kebahagiaan anaknya. <a href="http://hsgkhoiruummahpusat.com/2013/03/15/renungan-di-atas-kesibukan-para-orangtua/">Sumber</a></div>
Insan Kamil Malanghttp://www.blogger.com/profile/02781779315912174172noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6242455215697435021.post-81552490189637405862013-03-11T06:41:00.002+07:002013-03-11T06:41:40.355+07:00**Mengapa Pendidikan Anak Usia Dini Penting?<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhQb4otnogcS3YcF4sQf8bBLGnSiaPZRNMA4xHEzYPlWoK8arvfqPE94iybBRVlndzz8ADGZTt4AHufY6xgcLwqdIrTpsvyjXeP4Vz4Ja3tog3YO8NwKaNmhSWZGm75Mb6ctQTG_AmaX0Y/s1600/100_7983.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhQb4otnogcS3YcF4sQf8bBLGnSiaPZRNMA4xHEzYPlWoK8arvfqPE94iybBRVlndzz8ADGZTt4AHufY6xgcLwqdIrTpsvyjXeP4Vz4Ja3tog3YO8NwKaNmhSWZGm75Mb6ctQTG_AmaX0Y/s320/100_7983.JPG" width="320" /></a></div>
<div class="judul_artikel2011">
Pendidikan
anak usia dini (PAUD) yang baik dan tepat dibutuhkan anak untuk
menghadapi masa depan, begitulah pesan yang disampaikan Profesor
Sandralyn Byrnes, Australia's & International Teacher of the Year
saat seminar kecil di acara Giggle Playgroup Day 2011, gelaran
Miniapolis & Giggle Management, Jumat, 11 Februari 2011 lalu.</div>
<br />
Menurut
Byrnes, PAUD akan memberikan persiapan anak menghadapi masa-masa ke
depannya, yang paling dekat adalah menghadapi masa sekolah. "Saat ini,
beberapa taman kanak-kanak sudah meminta anak murid yang mau mendaftar
di sana sudah bisa membaca dan berhitung. Di masa TK pun sudah mulai
diajarkan kemampuan bersosialisasi dan <em>problem solving</em>. Karena kemampuan-kemampuan itu sudah bisa dibentuk sejak usia dini," jelas Byrnes.<br />
<br />
Di
lembaga pendidikan anak usia dini, anak-anak sudah diajarkan
dasar-dasar cara belajar. "Tentunya di usia dini, mereka akan belajar
pondasi-pondasinya. Mereka diajarkan dengan cara yang mereka ketahui,
yakni lewat bermain. Tetapi bukan sekadar bermain, tetapi bermain yang
diarahkan. Lewat bermain yang diarahkan, mereka bisa belajar banyak;
cara bersosialisasi, problem solving, negosiasi, manajemen waktu,
resolusi konflik, berada dalam grup besar/kecil, kewajiban sosial, serta
1-3 bahasa."<br />
<br />
Karena lewat bermain, anak tidak merasa dipaksa
untuk belajar. Saat bermain, otak anak berada dalam keadaan yang tenang.
Saat tenang itu, pendidikan pun bisa masuk dan tertanam. "Tentunya cara
bermain pun tidak bisa asal, harus yang diarahkan dan ini butuh tenaga
yang memiliki kemampuan dan cara mengajarkan yang tepat. Kelas harusnya
berisi kesenangan, antusiasme, dan rasa penasaran. Bukan menjadi ajang
tarik-ulur kekuatan antara murid-guru. Seharusnya terbangun sikap anak
yang semangat untuk belajar," jelas Byrnes.<br />
<br />
Contoh, bermain peran
sebagai pemadam kebakaran, anak tidak akan mendapat apa-apa jika ia
hanya disuruh mengenakan busana dan berlarian membawa selang. Tetapi,
guru yang mengerti harus bisa mengajak anak menggunakan otaknya saat si
anak berperan sebagai pemadam kebakaran, "Apa yang digunakan oleh
pemadam kebakaran, Nak? Bagaimana suara truk pemadam kebakaran yang
benar? Apa yang dilakukan pemadam kebakaran? Pertanyaan-pertanyaan
semacam itu akan ditanyakan untuk memancing daya pikir si anak," contoh
Byrnes.<br />
<br />
Selama 7 tahun meneliti pendidikan anak usia dini di
Indonesia, Byrnes juga menemukan sebagian orangtua memiliki konsep bahwa
anak-anak di usia itu sudah bisa berpikir. "Anak-anak usia dini belum
bisa berpikir dengan sempurna seperti orang dewasa. Anak-anak usia
tersebut harus dipandu cara berpikir secara besar, cara mencerna, dan
berdaya nalar. Sayangnya, beberapa lembaga pendidikan anak usia dini di
Indonesia belum mengajarkan mengenai<em> multiple intelligences</em>. Ini kembali ke perkembangan latar belakang ahli didiknya," ungkap Byrnes.<br />
<br />
Apa
perbedaan anak-anak yang belajar di lembaga pendidikan usia dini
berkualitas dengan anak-anak yang tidak belajar? "Di lembaga pendidikan
anak usia dini yang bagus, anak-anak akan belajar menjadi pribadi yang
mandiri, kuat bersosialisasi, percaya diri, punya rasa ingin tahu yang
besar, bisa mengambil ide, mengembangkan ide, pergi ke sekolah lain dan
siap belajar, cepat beradaptasi, dan semangat untuk belajar. Sementara,
anak yang tidak mendapat pendidikan cukup di usia dini, akan lamban
menerima sesuatu," terang Byrnes yang pernah mendapat gelar Woman of the
Year dari Vitasoy di Australia. "Anak yang tidak mendapat pendidikan
usia dini yang tepat, akan seperti mobil yang tidak bensinnya tiris.
Anak-anak yang berpendidikan usia dini tepat memiliki bensin penuh,
mesinnya akan langsung jalan begitu ia ada di tempat baru. Sementara
anak yang tidak berpendidikan usia dini akan kesulitan memulai mesinnya,
jadi lamban. Menurut saya, pendidikan anak sudah bisa dimulai sejak ia
18 bulan," tutup Byrnes. <a href="http://edukasi.kompas.com/read/2011/02/13/05354263/Mengapa.Pendidikan.Anak.Usia.Dini.Penting.">Sumber</a>Insan Kamil Malanghttp://www.blogger.com/profile/02781779315912174172noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6242455215697435021.post-16594605861942356502013-03-07T14:23:00.004+07:002013-03-07T14:23:51.046+07:00** MUHAMMAD TELADANKU (MUTE)<strong><br /></strong>
<strong> </strong><br />
<strong> </strong><br />
<strong> </strong><br />
<strong></strong><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEibc9vo9pQIeGnT1oK47NM4uE0iJBuQ0UsSsX0GRJqj3iTJaupom3Y8AEp4kT8KOKnDZq1PhbqOGJ9MqyMPHvTN3sBknJjYf5jj3VZG8ENh7skhieW54ZY8S5ZacVaWWHiqTuMj_jrS7Mo/s1600/mhmd.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="226" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEibc9vo9pQIeGnT1oK47NM4uE0iJBuQ0UsSsX0GRJqj3iTJaupom3Y8AEp4kT8KOKnDZq1PhbqOGJ9MqyMPHvTN3sBknJjYf5jj3VZG8ENh7skhieW54ZY8S5ZacVaWWHiqTuMj_jrS7Mo/s320/mhmd.jpg" width="320" /></a></div>
Seri kisah <em>sirah</em> Nabi Muhammad Saw. pertama di Indonesia
untuk anak-anak yang disampaikan dalam bentuk dongeng. Mengenalkan
kepada keluarga pada sosok teladan utama manusia.<br />
<br />
Disajikan dengan
bahasa yang mudah dipahami, mengalir dan mengasyikkan, serta kaya akan
nilai-nilai akhlaq mulia dan sejarah Islam. Memahami nilai-nilai Islam
yang dicontohkan langsung oleh Nabi Muhammad Saw. jadi lebih menarik
dalam sajian ilustrasi artistic full color.<br />
<br />
Semakin tidak membosankan
karena dilengkapi dengan berbagai sarana interaktif.<br />
<div>
Spesifikasi produk :</div>
<div>
- Ukuran buku : 15 x 210 x 280 mm</div>
<div>
- Penulis naskah : Eka Wardhana dan Tim Kreatif Sygma</div>
<div>
- Hard cover, <em>full color</em>, kertas isi AP 190 gram</div>
<div>
</div>
<div>
Muhammad Teladanku terdiri dari 16 buku utama dengan tema :</div>
<div>
1. Kelahiran Rasulullah</div>
<div>
2. Masa Muda</div>
<div>
3. Menjadi Rasul</div>
<div>
4. Ketabahan</div>
<div>
5. Tanda-tanda Kemenangan</div>
<div>
6. Madinah al Munawwarah</div>
<div>
7. Mempersembahkan Islam</div>
<div>
8. Perang Uhud</div>
<div>
9. Perang Khandaq</div>
<div>
10. Kemenangan di Khaibar</div>
<div>
11. Penaklukan Mekah</div>
<div>
12. Teladan Umat Manusia</div>
<div>
13. Rasul Penyayang</div>
<div>
14. Rasul yang Dicintai</div>
<div>
15. Rasulullah Berkisah</div>
<div>
16. Wafatnya Rasulullah</div>
<div>
17. Mutiara Pelengkap</div>
<div>
</div>
<div>
Selain itu dilengkapi dengan sarana interaktif yang mendukung berupa :</div>
<div>
· Satu (1) buku Mutiara Pelengkap berisi ensiklopedi mini kartun dan kuis yang mendidik</div>
<div>
· Satu (1) buku Ensiklopedi Nabi Muhammad</div>
<div>
· Lima (5) buku Muhammad Teladanku edisi balita</div>
<div>
· Satu (1) CD interaktif</div>
<div>
· Satu (1) paket games</div>
<div>
· Tiga (3) poster ringkasan <em>sirah nabawiyah</em></div>
<div>
<em> </em></div>
<div>
<span style="font-family: "Georgia","Times New Roman",serif;">HARGA : Rp. 4.350.000</span><span style="font-family: "Georgia","Times New Roman",serif;"><br />
</span><span style="font-family: "Georgia","Times New Roman",serif;">Harga Tunai : Rp. 3.915.000 ( Diskon 10% )</span><span style="font-family: "Georgia","Times New Roman",serif;"><br />
</span><span style="font-family: "Georgia","Times New Roman",serif;">Harga Kredit :</span><span style="font-family: "Georgia","Times New Roman",serif;"><br />
</span><span style="font-family: "Georgia","Times New Roman",serif;">Kredit 3 Bulan : Rp. 1.378.000 x 3 </span><span style="font-family: "Georgia","Times New Roman",serif;"><br />
</span><span style="font-family: "Georgia","Times New Roman",serif;">Kredit 6 Bulan : Rp. 707.000 x 6 </span><span style="font-family: "Georgia","Times New Roman",serif;"><br />
</span><span style="font-family: "Georgia","Times New Roman",serif;">Kredit 12 Bulan: Rp. 800.000 ( Investasi Awal) ,</span><span style="font-family: "Georgia","Times New Roman",serif;"><br />
</span><span style="font-family: "Georgia","Times New Roman",serif;">angsuran Rp. 323.000, - x 11</span><span style="font-family: "Georgia","Times New Roman",serif;"><br />
</span><em><br /></em></div>
Insan Kamil Malanghttp://www.blogger.com/profile/02781779315912174172noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6242455215697435021.post-43776794361852913492013-03-07T07:02:00.002+07:002013-03-07T07:02:52.697+07:00***Diklat Guru dan Calon Orangtua Siswa Plus Training Ummi<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEidsgvYnVVI4Di58YPcJPZJkZ69tpTrz132f_GU_pr7l8DMAX2sWhokcMnKSxLw0LVS7zKoEQcJWt77lClnhvUUhy1-owVcRyxM3XtM6dqT2azRsQUWquAobLJ5aEWpXUuuSxWQuKO1Mac/s1600/100_7889.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEidsgvYnVVI4Di58YPcJPZJkZ69tpTrz132f_GU_pr7l8DMAX2sWhokcMnKSxLw0LVS7zKoEQcJWt77lClnhvUUhy1-owVcRyxM3XtM6dqT2azRsQUWquAobLJ5aEWpXUuuSxWQuKO1Mac/s320/100_7889.JPG" width="320" /></a></div>
<br /><br /> Untuk calon guru, guru, calon orangtua dan orangtua siswa pendidik generasi Khoiru Ummah untuk mengikuti DIKLAT selama tiga hari. <br /> <br /> Diklat di kesempatan ini mengambil tema, “Guru Cerdas,shalih dan Berdedikasi Tinggi sebagai Kunci Sukses untuk melahirkan Generasi Cerdas”.<br />
Waktu Pelaksanaan: 23,24,25 Maret 2013<br />Jam: 08.30 – 21.00 WIB<br />
<br />
Tempat: Gedung DKK (samping GOR Bogor)<br />Biaya: Rp. 500.000,-<br />Fasilitas: penginapan, makan dan full snack<br /> <br />
<br />
Dilanjutkan Training Baca Al Quran Metode Ummi<br />Waktu: 26-27 Maret 2013<br />Jam: 08.30-21.00 WIB<br />Biaya: Rp. 150.000/orang<br /> <br />
<br />
Cp. Bu Eko 081210598660<br /> Pendaftaran paling lambat: 17 Maret 2013Insan Kamil Malanghttp://www.blogger.com/profile/02781779315912174172noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6242455215697435021.post-34069762795981596572013-02-14T06:51:00.002+07:002013-02-14T06:51:25.151+07:00** Jangan Salah Pilih Sekolah untuk Anak<h3 class="post-title entry-title">
<br />
</h3>
<div class="multi_foto_wide">
<div id="foto1" style="clear: left; display: block; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;">
<img height="164" src="http://assets.kompas.com/data/photo/2012/07/11/1434337620X310.jpg" width="320" />Tahun
ajaran baru masih akan dimulai beberapa bulan lagi. Namun, kesibukan
memilih sekolah yang tepat untuk anak sudah dimulai bahkan sejak bulan
November tahun lalu. <em>Open house </em>sekolah untuk menarik minat orangtua dan anak bergantian digelar setiap pekan.</div>
</div>
<br />Anda
sebagai orangtua tentu juga tak ingin sembarangan mencari sekolah untuk
sang buah hati. Pasalnya, memilih sekolah yang tepat, terutama taman
kanak-kanak (TK) dan sekolah dasar (SD), merupakan “investasi jangka
panjang” bagi masa depan anak-anak. <br /><br />Berbagai pilihan pun
disuguhkan di depan mata. Kali ini, pilihan tak cuma soal biaya dan
jarak tempuh seperti yang dilakukan orangtua kita dulu saat kita kecil.
Di kota-kota besar, pilihan tak sesederhana itu lagi meski keduanya juga
tetap menjadi faktor pertimbangan utama.<br /><br />Anda tak lagi hanya
mendengar nama sekolah negeri dan sekolah swasta. Kita kian sering
mendengar ragam sekolah, seperti sekolah unggulan, sekolah
internasional, sekolah berbasis agama, sekolah dengan asrama, sekolah
alam, sekolah bilingual, atau kombinasi antara dua dan tiga kategori
ini. Lantas, mana yang harus dipilih?<br /><br />Psikolog dan pengamat
pendidikan anak, Seto Mulyadi, mengatakan bahwa saat ini muncul berbagai
macam sekolah dengan metode pengajaran yang beragam pula. Ini membuat
pertimbangan orangtua untuk memilih sekolah tidak lagi sederhana.<br /><br />Pria
yang akrab dipanggil Kak Seto ini mengatakan, ragam sekolah yang muncul
sebenarnya bermaksud mencoba menjawab harapan orangtua yang tidak
terpenuhi dari sekolah publik yang sudah ada sebelumnya. Pada umumnya,
sekolah-sekolah alternatif baru itu menawarkan konsep yang sama, yaitu
mengedepankan kemampuan verbal anak dan mengasah kreatifitas anak.<br /><br />Namun,
Kak Seto mengingatkan untuk tidak teriming-imingi promosi program
unggulan ini dan itu di suatu sekolah. Menurutnya, di tengah
tawaran-tawaran yang menggiurkan, orangtua harus memegang prinsip ini
dalam mengambil keputusan.<br /><br />“Para orang tua harus memilih sekolah
untuk anak, bukan anak untuk sekolah. Ini yang utama dan penting bagi
orang tua,” kata Kak Seto kepada <em>Kompas.com</em>, Sabtu (12/1/2013).<br /><br />Kak
Seto mengatakan, orangtua bisa menekan kemungkinan dampak anak menjadi
enggan bersekolah atau school-phobia. Kenali kebutuhan anak Anda dan
carilah sekolah yang membuat anak bisa belajar dengan menyenangkan dan
tidak stres. Anak pun perlu dilibatkan dalam mencari sekolah.<br /><br />Selain
itu, jangan paksakan anak bersekolah bila belum cukup umur. Seperti
dikatakan psikolog anak, Roslina Verauli, pertimbangkan usia dalam
memutuskan anak sudah perlu pendidikan formal atau belum. <br /><br />Anda
mungkin melihat anak sudah lebih cerdas daripada anak seusianya sehingga
merasa perlu menyekolahkannya. Namun, bisa jadi itu bukan pertimbangan
yang baik untuk masa depannya. <a href="http://www.khoiruummah.sch.id/2013/01/jangan-salah-pilih-sekolah-untuk-anak.html">Sumber</a>Insan Kamil Malanghttp://www.blogger.com/profile/02781779315912174172noreply@blogger.com0