Allah SWT telah menganugerahkan Islam sebagai tuntunan hidup, termasuk bagi para ibu dalam hal mendidik anak. Jauh sebelum para ahli menemukan teori struktur otak bayi,pertumbuhan, dan perkembangannya, Islam telah memberikan arahan yang jelas bagaimana seorang ibu bisa mengoptimalkan peran keibuannya dan mampu menghasilkan putra-putri terbaik bagi generasinya.
Belajar Sejak Dini
“Belajar sejak usia dini” adalah inti pesan yang terisnpirasi dari hadist Rasulullah saw: “Tuntutlah ilmu dari buaian hingga liang kubur.”
Pada minggu ke-20 kehamilan ibu, organ pendengaran bayi telah terbentuk secara sempurna. Dengan pendengaran yang mulai berfungsi, bayi bergerak-gerak menimbulkan getaran-getaran halus yang hanya dirasakan ibu. Nyawa pun telah ditiupkan ke dlaam janin. Di saat inilah para ibu bisa mulai menerapkan pendidikan yang Islami pada anaknya dengan membiasakan perilaku-perilaku terpuji, membaca Al Quran, berbahasa santun dan membelai bayi melalui perutnya, serta mengajaknya berbicara.
Ibu juga harus secara lebih rutin memperdengarkan bacaan-bacaan Al Quran kepada bayinya. Bahasa Al Quran adalah bahasa yang tertinggi, terfasih, dan terindah. Pengenalan bahasa Al Quran sejak dini akan berpengaruh pada kemampuan anak dalam mempelajari Al Quran.
Surga Bagi Sang Ibu
Jika seorang ibu menyadari betapa tinggi nilai dan kemuliaan peran ibu, niscaya ia tidak akan menukarnya dengan aktifitas-aktifitas yang mubah. Jika ia terpaksa bekerja untuk membantu mencukupi nafkah keluarganya, maka ia akan mencari cara pelaksanaan aktiftas itu tanpa mengurangi keoptimalan peran keibuannya. Dia akan menjadi orang yang ingin melalui tahap demi tahap pertumbuhan anaknya di usia dini, sejak merawat kandungan, melahirkan, menyusui, mengasuh, dan mendidik anak-anaknya. Karena ia tahu bahwa pahala aktifitas-aktifitas tersebut setara dengan perjuangan fii sabilillah di garis depan medan pertempuran. Sementara ganjaran syahid di surga.
Rasulullah saw bersabda: “Wanita yang sedang hamil dan menyusui sampai habis masa menyusuinya seperti pejuan di garis depan fii sabilillah. Dan jika ia meninggal di antara waktu tersebut, maka sesungguhnya baginya adalah pahala mati syahid.” (HR. Thabrani)
Melatih Bayi Cerdas Berbahasa
Pendidikan Anak Usia Dini berbasis Islam yang diterapkan oleh para ibu di rumah, ternyata mampu meningkatkan kemampuan bahasa anak di atas rata-rata. Di sinilah peran ibu begitu besar untukmengenalkan bahasa dalam bentuk penyampaian kecintaan Allah dan Rasul-Nya melalui lagu dan cerita, membiasakan doa-doa sejak dini, membiasakan untuk berbahasa sopan, fasih dan santun, serta menanamkan informasi keislaman dengan membacakan Al Quran sejak masih dalam kandungan.
Berikut ini adalah pengamatan terhadap perkembangan bahasa anak secara normal, dan bagaimana ibu memanfaatkan informasi ini meningkatkan kemampuan berbahasa anak.
1. Usia 7 hari-2 Minggu
a. Saat ini bayi dapat membedakan suara ibunya dengan suara orang lain. Ibu bisa melakukan:
- Sering-seringlah menyapa anak dengan “assalamu’alaikum” lalu sebut namanya.
- Ajaklah anak bicara pada saat ia terjaga, seperti: melafazkan doa setiap kita menyuapkan anak kita makan atau minum, setelah selesai makan atau minum, ketika Si Kecil menguap, dan saat Si Kecil bangun tidur.
b. Bayi juga sudah bisa mengenali suara ayahnya dan dapat membedakannya dari suara orang lain. Ayah bisa melakukan:
- Ketika bayi lahir, Ayah mengumandangkan adzan di telinga kanan dan iqomah di telinga kiri.
- Sempatkan waktu untuk menggendong Si Kecil dan ajak dia bicara, serta memperdengarkan bacaan ayat suci Al Quran, bisa dipilih surat-surat pendek seperti Al Ikhlas atau An Naas.
- Ayah yang jarang bertemu dengan bayinya, sulit dikenali suaranya oleh bayi.
2. Usia 3 Bulan
Bayi mulai bisa mengeluarkan suara dari huruf vokal. Ibu bisa menyambut suara yang dikeluarkan bayi dengan mengajaknya bicara. Ucapkanlah “Allah” atau “Allahu Akbar” kepada bayi sesering mungkin dengan volume suara lembut. Juga kata “Alhamdulillah”. Dua lafadz ini sangat mudah diikuti.
3. Usia 6-8 Bulan
Bayi mulai bisa menambahkan beberapa suara yang terdengar seperti konsonan, yang digabungkan dengan huruf vocal. Misal: mama, papa, mimi, baba, tetapi sebenarnya tidak berhubungan dengan orang tertentu. Ibu bisa melakukan:
- Jika ibu dan ayah rutin mengajarkan kata “Allah”, insya Allah bayi akan dapat mengikutinya pada usia 8 bulan, sekalipun huruf “dobel l” nya kurang jelas.
- Si Kecil tidak mengaitkan lafadz tersebut dengan sosok tertentu. Ia hanya hafal lafadz yang sering didengarnya.
- Bayi juga bisa mulai diajak sholat. Dudukkan saat ia tenang, pada saat ibu sholat. Keraskan suara ketika ibu membaca “Allahu Akbar”.
4. Usia 1 tahun
Bayi mulai bisa mengucapkan “ummi”, “abi” yang dihubungkan dengan orang tertentu. Bayi juga mulai merespon dengan satu kalimat perintah tertentu. Ibu bisa melakukan:
- Penyebutan ummi, ibu, bunda, atau abi, bapak, ayah oleh setiap anggota keluarga di rumah akan mempercepat bayi menyebutkan ayah dan ibunya. Demikian juga dengan nenek, kakek, kakak, adik, dan lain-lain.
- Seringnya ibu mengajak bayi berkomunikasi juga akan mempercepat bayi dalam merespon kalimat tertentu.
5. Usia 15 Bulan
Bayi mulai melanjutkan usahanya menggabungkan antara suara vokal dan konsonan secara bersama-sama, tapi mungkin masih belum berhubungan dengan sesuatu. Pada saat ini dia juga mulai mampu mengucapkan sekitar sepuluh kata berbeda.
- Bayi akan mengucapkan kata-kata yang paling sering didengar dan dikenalnya. Misal : abi, ummi, nenek, ma’em (makan), mimik (minum), pipis, ola (bola), cucu (susu), bobo (tidur), tatit (sakit), dan sebagainya. Semakin sering ibu dan ayah mengajaknya berkomunikasi dan mengenalkan nama-nama benda, semakin banyak kata yang dikenalnya pada usia ini.
6. Usia 18 Bulan
Balita mulai bisa mengucapkan kata benda (seperti bola atau gelas), nama orang tertentu dan juga beberapa frase. Ia juga mulai menambahkan gerakan pada kata-katanya dan mampu menuruti beberapa kata perintah, misalnya: “Ayo Tidur” atau “ambil minumannya”).
- Jika ibu disiplin dan rutin membacakan doa sebelum makan-minum pada bayi sejak ia lahir, maka bayi pada usia ini ternyata telah sanggup melafadzkan kalimat yang panjang, yakni doa sebelum makan. Padahal biasanya bayi baru bisa mengucapkan satu atau dua patah kata. Namun, ternyata Si Kecil telah dapat melafazkan sebuah kalimat doa yang lebih dari 10 kata. Walaupun lafadznya belum jelas, namun doa itulah yang dimaksud. Disiplin dan kerja keras ibu membuahkan hasil.
- Ibu harus mulai membacakan ayat-ayat Al Quran secara lebih rutin. Peluklah anak, saat ia belum mau memperhatikan. Usahakan, tanpa memaksa, anak dapat duduk dengan tenang di pangkuan ibu sambil mendengarkan ayat-ayat yang dibacakan ibu. Mulailah dengan Juz Amma diawali dengan Al Fatihah, An Naas, Al Falaq, Al Ikhlas, dan seterusnya.
- Perlunya ibu atau ayah sendiri yang membacakan, karena ketika anak telah mampu berkonsentrasi dalam belajar, ibu harus mengulang-ulang lafadz yang sulit diucapkan sampai anak dapat mengucapkannya dengan tepat. Kaset, VCD, atau MP3 digunakan hanya untuk mengulang-ulang informasi saja. Dapat diperdengarkan ketika anak bangun tidur, mau tidur atau siang hari sambil dia istirahat setelah bermain.
7. Usia 2 tahun
Balita sudah mulai bisa merangkai kata, mengatakan sebuah kalimat sederhana seperti “ayah pergi”.
- Balita usia 2 tahun sudah bisa diajak berkomunikasi. Jika sejak kecil ayah dan ibu sering mengajaknya bicara, maka kemampuan komunikasinya akan lebih baik. Demikian pula, jika nenek, kakek, atau bila ia memiliki kakak, sering mengajaknya bicara, kemampuan komunikasinya akan lebih baik lagi.
- Ibu bisa mengajari balita dengan lagu-lagu yang terarah, misalnya lagu yang menyebutkan anggota tubuh dengan bahasa Arab dan artinya. Lagu yang menyebutkan angka-angka dan huruf dalam bahasa Indonesia dan Arab, tentang kekuasaan Allah, tentang Nabi, alam, benda-benda, juga baik diajarkan untuk merangsang kemampuan bicara balita.
- Balita usia 2 tahun juga sudah mulai mampu menghafalkan doa-doa. Misalnya doa sesudah nakan, doa hendak tidur, doa bangun tidur, doa hendak bepergian. Tentunya bila ibu dan ayah disiplin membacakannya sejak usianya masih bayi. Di usia ini, ibu akan merasakan hasil usahanya memulai pendidikan sejak usia dini.
8. Usia 3 tahun
Balita sudah mampu mengunakan dua hingga empat kalimat panjang, mengikuti beberapa instruksi sederhana dan sering mengulang-ulang kata yang kerap didengarnya dalam berbagai perbincangan.
- Banyak hal mengejutkan yang dapat diamati pada anak di usia ini. Tiba-tiba kita mendengarnya membaca surat Al Fiil, Al Kautsar, Al Lahab sambil bermain, atau dia tiba-tiba mampu menyebutkan anggota-anggota tubuhnya dengan bahasa Arab melalui lagu. Kita akan menyadari ia mampu menyanyikan berbagi macam lagu.
- Saat ini ibu harus sangat berhati-hati dalam menjaga informasi yang masuk ke telinga anak. Anak sangat sika meniru, termasuk menyebutkan kata-kata yang diengarnya. Berhati-hatilah dengan televisi. Benda ini mampu mengubah kemampuan bicara anak anda dalam sekejap. Ibu harus menjauhkan anak dari ketergantungan pada televisi.
- Dengan kemampuan bicara yang meningkat pesat ini, ibu harus lebih rutin membacakan ayat-ayat Al Quran sebagai hal yang menyenangkan.
- Ingat! Jangan menggunakan kekerasan ketika mengajari anak bahasa Al Quran.
9. Usia 4 tahun
Balita sudah mampu mengerti hampir semua perkataan, memahami ungkapan fisik (seperti di dalam, di bawah, di atas), mengucapkan sekitar empat sampai lima kalimat panjang. Ia juga bisa mengatakan namanya. Umurnya, dan kata kerja lainnya. Orang lainpun mulai memahami apa yang dikatakannya.
- Dengan usaha ibu dan ayah, karakter keislaman anak mulai nampak. Anak suka belajar, baik pelajaran umum, ataupun membaca Al Quran, mencintai perilaku-perilaku baik, terbiasa berdoa sebelum melakukan berbagai aktivitas, dan lebih mandiri. Anak juga mulai bisa tenang ketika sholat. Ibu perlu membiasakannya untuk mulai sholat. Namun, perlu dingat pembentukan akal anak belum sempurna. Maka, fahamilah jia ia sering melakukan kesalahan.
- Perkembangan bahasa anak meningkat pesat. Ia telah mampu menjadi teman bicara kecil yang menyenagkan. Berbagai hal yang dilihatnya akan dikomunikasikannya dengan kita. Tanggapilah dengan baik dan sabar. Sampaikanlah banyak informasi keislaman dengan bahasa sederhana.
Saatnya anak bisa bersekolah untuk bersosialisasi dengan banyak orang (guru dan kawan-kawannya). Pilihlah sekolah yang menerapkan PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) berbasis Islam, jalinlah kerjasama yang baik dengan pihak sekolah. Namun, tetaplah ibu harus mampu menjaga, bahwa andalah gurunya yang pertama dan utama, sampai kapanpun. Proses belajar terus berlanjut. (www.keluarga-samara.com)
FORMULA CERDAS BERBAHASA UNTUK BALITA
Selasa, 26 Januari 2010
Thank you for visited me, Have a question ? Contact on : youremail@gmail.com.
Please leave your comment below. Thank you and hope you enjoyed...
Please leave your comment below. Thank you and hope you enjoyed...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
*