Insan Kamil official website | Members area : Register | Sign in

Kanibal Modern

Jumat, 12 Februari 2010

Share this history on :
Jika anda disuguhi hidangan oleh seseorang dan hidangan tersebut ternyata adalah steak yang berasal dari daging manusia, apa yang anda lakukan? Pasti anda tanpa pikir panjang akan menolak. Mungkin dalam hati anda akan membatin, “memangnya saya Sumanto?”

Tetapi dengan teknologi proses, tanpa anda dan saya sadari, bisa saja di antara kita akan menjadi kanibal modern. Lho kok bisa?
Perkembangan teknologi pengolahan modern berasal dari dunia barat, yang mengabaikan nilai-nilai. Termasuk nilai-nilai kehalalan. Pertimbangannya pasti kemudahan akses sumber daya. Semakin mudah suatu bahan ditemukan dan diproses, maka peluang untuk menjadi lebih murah akan lebih besar. Sementara, sesuai dengan prinsip-prinsip kapitalis, harga akan dipatok setinggi mungkin. Jadi untung yang diperoleh akan semakin tinggi pula.

Contohnya bahan yang digunakan untuk memperbaiki sifat-sifat fisik terigu. Namanya bread improver. Nah, dalam bread improver tersebut dimasukkan bahan yang disebut l-sistein. Kalau ditilik dari asal bahan baku, ada tiga kemungkinan. Pertama, berasal dari bulu itik. Kedua, dari produk mikrobial, dengan menggunakan bioteknologi. Ketiga, berasal dari dari rambut manusia.

Dengan pertimbangan harga, jika produsen mengabaikan nilai-nilai etika dan relijius, pasti l-sistein dari rambut manusia yang akan menjadi pilihan. Cina dengan jumlah penduduk 1,3 milyar, pasti merupakan sumber l-sistein yang murah. Cukup dengan mengumpulkan rambut yang sudah dipotong dari tukang cukur seantero Cina, bisa diproses l-sistein dengan mudah dan murah.

Contoh lain, adalah plasenta. Plasenta adalah nama lain dari ari-ari. Setiap anak yang dilahirkan pasti ada plasentanya. Kalau budaya kita, ari-ari tersebut dikuburkan atau tidak dimanfaatkan. Namun, plasenta sebagai jalan makanan dan oksigen bagi jabang bayi, mengandung bahan-bahan yang dibutuhkan oleh manusia. Misalnya untuk menambah daya produksi ASI, ada suplemen tertentu yang disarankan oleh dokter untuk dikosumsi oleh bumil atau menyusui. Nah, salah satu bahan penyusun suplemen tersebut adalah plasenta. Maka kemungkinan besar, plasenta yang digunakan bisa berasal rumah sakit yang mempunyai intalasi bersalin atau rumah sakit ibu dan anak yang juga mempunyai klinik bersalin.

Kalau pertanyaan tadi dikembalikan lagi, apakah anda mau menjadi kanibal? Pasti dengan kompak kita akan menjawab, “ No way”, walau akan dipaksa, kita akan mengatupkan mulut kita.

Tetapi, dengan perkembangan teknologi proses makanan dan produk lain, maka bisa saja tanpa kita sadari, kita telah menjadi kanibal. Karena kita memakan roti yang terigunya menggunakan l-sistein yang berasal dari rambut manusia. Atau ibu hamil dan menyusui yang mengkomsumsi suplemen yang berasal dari plasenta manusia.
Oleh karena itu, biasakanlah kita mengkosumsi produk yang bersertifikat halal, dengan demikian tertutup bagi kita untuk menjadi kanibal modern.
Sumber:
Fb Note of Hendra Utama (http://www.facebook.com/hendra.utama1)
Thank you for visited me, Have a question ? Contact on : youremail@gmail.com.
Please leave your comment below. Thank you and hope you enjoyed...

0 komentar:

*