Insan Kamil official website | Members area : Register | Sign in

Walimah? Bersiap Yok!?

Jumat, 19 Februari 2010

Share this history on :

Dalam waktu satu hari saja, mungkin kita menjumpai sekitar tiga orang wanita (atau mungkin lebih) yang usianya sudah hampir kepala tiga bahkan kepala empat namun belum juga menikah. Sekilas kita mengira bahwa mereka itu sudah punya anak, sudah menjadi seorang ibu. Raut wajah dan postur tubuh sungguh menunjukkan demikian. Beberapa kali saya mendapat kesempatan berkenalan dengan wanita dan saya panggil mereka ibu.

Setelah ngobrol-ngobrol, eh, ternyata mereka belum menikah (Astaghfirullah.. Semoga Allah dan mereka yang saya maksud memaafkan ketidaktahuan saya). Sungguh, saya kagum dengan mereka. Mereka sanggup diuji sedemikian oleh Yang Maha Mentakdirkan. Mereka mampu hidup sendirian di dunia yang penuh dengan senda gurau ini. Hmm, kenapa saya katakan mereka sanggup dan mampu? Karena bukankah Allah menguji hamba-Nya sesuai dengan kemampuannya? Dalam Al Qur'an Surat Al-Baqarah ayat 286 yang artinya :
" Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa) : " Ya Rabb kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami bersalah. Ya Rabb kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Rabb kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami pikul. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami, Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir ".

Mungkin salah satu penyebab di dunia ini ada banyak wanita yang sudah rawan usianya namun belum juga menikah, adalah karena perbandingan jumlah antara wanita dan pria yang tidak sepadan. Banyak orang bilang empat banding satu. Oleh itu, sungguh benarlah sunnah Rasulullah SAW. , poligami.

Mungkin berat (pastinya) untuk poligami. Terutama bagi sang isteri. Tapi sadarlah, suami kita itu bukan sepenuhnya milik kita. Iyalah, bukankah dia milik Allah?? Dia juga selamanya tetap milik ibunya. Ada hak orang lain disana. Izinkanlah para wanita lain juga mencicipi manisnya pernikahan. Dan bagi para lelaki (suami) saya beberapa kali mendengar ada yang kekeuh tidak mau poligami. Yah, tentu saja saya salut. Tapi kenapa? Tidak kasihankah kalian para lelaki kepada kami para wanita?
Maaf sebelumnya, sungguh usia saya masih sangat muda dan masih dalam tahap wajar jika belum menikah. Tapi sungguh, hati saya trenyuh plus kagum melihat mbak-mbak dan teteh-teteh saya yang bahkan usianya sudah kepala empat tapi masih hidup sendirian. Lalu saya memposisikan diri saya terhadap mereka. Oh.. Betapa pahitnya.

Lalu, buat kawan-kawanku yang sama denganku, masih dalam tahap wajar jika belum menikah, mari kita bersiap yok? Siap disini maksudnya bukan siap jika ada yang cepat datang melamar. Namun juga bersiap andainya Allah menguji kita tidak menikah dalam waktu dekat. Rencanakanlah dari sekarang sebanyak-banyaknya cita-cita. Agar nanti, jika Allah mentakdirkan kita lambat menikah, ada sesuatu yang kita kerjakan, ada sesuatu yang kita usahakan untuk kebaikan diri kita dan lebih bagus lagi untuk orang lain juga. Dan yang paling penting adalah kita disibukkan dengan perkara yang bermanfaat hingga kita tidak terlalu fokus meratapi nasib diri yang belum juga menikah dalam usia renta. Maaf, tentunya bukannya saya berprasangka kita bakal lambat nikah. Sama sekali tidak! Tapi saya hanya ingin mengajak teman-teman untuk bersiap agar nanti jika itu benar terjadi kita tak terlalu larut dalam kedukaan.
Bukankah sedia payung sebelum hujan itu lebih baik? Jika benar hujan, maka bersyukur kita tak kebasahan. Namun jika tidak hujan, tentu hati kita tetap tenang karena sudah siap. Dan andainya ternyata Allah mentakdirkan kita cepat menikah, Alhamdulillah.. Serta jangan jadikan menikah sebagai penghalang menggapai cita-cita yang sudah kita siapkan. Semoga apa yang menjadi cita-cita kita menjadi cita-cita suami kita juga, Amiin..

Berhusnudzan pada Allah. Itulah yang harus selalu kita pegang atau tanamkan. Apa pun yang terjadi pada diri kita, yakinlah itu yang terbaik buat kita. Karena Allah swt Maha Tahu segala yang ada di hadapan dan di belakang kita. Sungguh, dalam setiap kejadian terdapat hikmah yang luar biasa. Maka beruntunglah bagi orang-orang yang bisa mengambil hikmah. Allahu a'lam bishawab..
http://sucirahma.blogspot.com

Bookmark and Share
Thank you for visited me, Have a question ? Contact on : youremail@gmail.com.
Please leave your comment below. Thank you and hope you enjoyed...

0 komentar:

*