Insan Kamil official website | Members area : Register | Sign in

Kecil-Kecil Hafal Al-Qur’an

Sabtu, 16 Januari 2010

Share this history on :

Jika Menghafal al-Qur’an dirasa bukan perkara mudah bagi orang dewasa, apakah anak-anak yang masih kecil mampu melakukannya? Memang, al-Qur’an terdiri dari 114 surat bukanlah jumlah yang sedikit untuk dihafal. Namun untuk anak kecil yang masih bersih, murni, otaknya masih belum banyak terkotori, tidak ada yang tidak mungkin. Fakta menunjukan bahwa jumlah anak kecil yang dapat menghafalnya begitu banyak. Kenapa bisa demikian, apa yang membuat anak-anak mempunyai kekuatan menghafal yang luar biasa itu?
Pertama, otak anak-anak dianugerahi kemampuan luar biasa untuk menyimpan memori. Kedua, anak belum disibukkan oleh pikiran yang beragam sehingga menghafal diwaktu kecil ibarat mengukir di atas batu. Daya tahannya lama. Ketiga, banyak metode menghafal membantu anak dalam menentukan cara mana yang paling praktis dan efektif dalam menghafal al-Qur’an.
Pengajaran al-Qur’an kepada anak-anak saat mereka masih kecil akan membuat al-Qur’an lebih awet bertahta di hati mereka. Kekuatan al-Qur’an akan menambah kekuatan imannya. Sebab al-Qur’an merupakan inti ajaran agama. Barang siapa membaca dan mengerti maknanya dia akan mengetahui saripati agama secara keseluruhan. Termasuk anak-anak. Jika anak terbiasa menghafal al-Qur’an sejak dini, begitu ia menginjak usia dewasa, ia akan menghiasi perilakunya dengan nafas al-Qur’an itu.
Dibawah ini terdapat beberapa nama anak-anak yang mampu menghafal Al-Qur’an :

Mahmud dan Hasan
Mulai Menghafal Al-Qur’an Di Usia 6 tahun, keduanya merupakan putera Syekh Shalah Abdul Aziz, salah seorang dosen dan instruktur tahfidz di institut PTIQ Jakarta. Mahmud lahir di Al-Misya, Mesir, pada tanggal 1 April 1996, sedangkan Hasan lahir pada tanggal 1 November 1997. Keduanya kini tercatat sebagai murid di SD Azhari asy-Syarif Pondok Pinang Jakarta Selatan. Dalam jangka waktu dua tahun saja, mereka sudah lancar berbicara dalam bahasa Indonesia, maklumlah karena sehari-harunya mereka bergaul langsung dengan orang-orang pribumi, baik teman-teman sebaya maupun dengan mahasiswa Institut PTIQ yang memang tinggal di komplek asrama Mahasiswa.
Yang membuat mereka istimewa dibanding anak-anak lainnya adalah kemampuan mereka dalam menghafal al-Qur’an. Dalam usia yang masih sangat belia keduanya sudah dapat menghafal al-Qur’an lebih dari separuhnya. Mahmud yang sekarang duduk di kelas enam Sekolah Dasar, sudah berhasil menghafal al-Qur’an sebanyak enam belas juz, sedangkan adiknya Hasan, yang sekarang sekarang duduk di kelas empat Sekolah Dasar, telah menghafal al-Qur’an sebanyak 12 juz.
Menghafal al-Qur’an ternyata tidak menggangu dunia anak-anak, mereka tetap bisa sekolah dan bermain bersama teman-teman sebayanya. Urusan menghafal al-Qur’an ternyata tidak menyita banyak waktu, cukup dengan mengalokasikan beberapa jam saja dalam sehari, yang paling penting adalah konsistensi.
Memang, masa kecil adalah usia emas bagi anak untuk menghafal Al-Qur’an. Jauh lebih efektif dibanding setelah usia dewasa dimana berbagai kesibukan, tanggung jawab, dan persoalan nyaris tidak se-kompleks orang dewasa.
Faktor lingkungan terdekat (keluarga) juga memiliki peranan yang sangat menentukan karakter dan perkembangan intelektual maupun emosional anak. Hal ini disadari betul oleh Syekh Shalah Abdul Aziz sehingga beliau turun langsung membimbing Mahmud dan Hasan. Sejak dini Mahmud dan Hasan sudah mulai diperkenalkan dengan Al-Qur’an sehingga ketika duduk di bangku sekolah, atau saat umur mereka sudah mulai menghafal.
Dalam sehari Mahmud dan Hasan mampu menghafal sebanyak satu halaman, metode yang diterapkan Syekh Shalah pada mereka adalah dengan membaca berulang-ulang ayat yang akan dihafal beberapa kali sebelum mulai menghafalkannya, hal ini bertujuan untuk melancarkan dalam pengucapannya.(makhraj) setelah lancar membacanya baru mereka mulai menghafal ayat demi ayat dan terus disambungkan dengan ayat sesudahnya, sampai satu halaman.
Khusus di bulan Ramadhan ini mereka menghafal setiap hari mulai jam sepuluh pagi hingga ba’da dzuhur. Setelah shalat dzuhur mereka memperdengarkan (sima’) ayat-ayat yang mereka hafalkan tadi kepada sang ayah. Setelah itu mereka mengulang kembali (takrir) ayat-ayat/juz yang telah dihafal sebelumnya.
Memperdengarkan (menyimak) Al-Qur’an adalah suatu proses yang harus dijalankan oleh seorang penghafal Al-Qur’an. Tujuannya adalah; Dengan memperdengarkan hafalan kepada seorang pembimbing (Ustadz) hafalan dapat terpelihara dari kesalahan, sesuai dengan kaidah tajwid, benar cara penucapan (makhrajnya), dan tidak ada satu katapun yang tertinggal atau tertukar.

Di Usianya yang ke 10 tahun, Ali Rezazadeh telah mendapatkan gelar doktor dari Universitas Damascus.

Hafiz terkenal itu bernama Ali Rezazadeh Jubairi. Dengan bimbingan ayah dan dengan mempraktikan metode hafalannya dia mampu mencapai status yang tinggi. Dia mampu mendapatkan gelar doktor di Suriah di Usia yang masih belia. Kini ia sedang meneruskan perjalanan intelektualnya. Artikel ini akan mencoba berbicara tentang beberapa bagian hidup, tingkat pendidikan, dan metode yang dipakainya dalam belajar.
Ali Rezazadeh dilahirkan tahun 1991 di kota suci Qom. Ayahnya adalah seorang ulama yang telah lama Hijrah ke Qom untuk melanjutkan studi. Mereka adalah enam keluarga yang sukses; Ali mempunyai dua saudara perempun dan satu saudara laki-laki, mereka semua memberikan segala kebaikan dan ketulusan hati dalam rimah tangga mereka untuk cemerlangnya pengethuan agama dan rasa cinta terhadap para imam (Pemimpin Agama).
Ayah Ali ingat bagaimana ia menginginkan Ali untuk menjadi seorang hafiz: ‘Ketika Ali masih berumur empat setengah tahun, suatu hari, saya sedang duduk di tempat shalat yang terpisah di masjid jamkaran. Ada program bagus di sana yang menampilkan dua hafiz kecil, Muhammad sadiq Vaziri dan Muhammad Husein Tabataba’i. Seketika saya berpikir pada diriku sendiri bahwa Ali bisa menjadi seorang hafiz juga. Dengan pertolongan serta Rahmat tuhan dia bersedia. Setelah itu saya memutuskan untuk mengatur jadwal latihan untuk dia dan bekerja bersamanya lebih keras dari pada para hafiz kecil yang saya lihat pada waktu itu. Saya meluangkan banyak waktu untuk bekerja dengannya. Separoh dari hariku diluangkan hanya untuk dirinya.”
Ali bermain ketika ia belajar. Ayahnya mengajak keluarga ke taman dan membelikan hadiah kecil sebagai sumber motivasi. Langkah kecil ini adalah pendorong penting bagi Ali agar ia bisa menikmati belajar dan hafalannya tanpa ada tekanan dan keterpaksaan.
Untuk pertama, langkah hafalannya agak lambat. Pada enem bulan pertama dia hanya menghafal juz awal dan juz ketiga puluh dengan bantuan ayahnya, rekaman Al-Qur’an, dan latihan. Selain menghafal setiap ayat dan urut-urutannya, dia juga belajar cara membaca al-Qur’an. Setelah itu ia menunjukan perhatian yang luar biasa dalam hafalan dan telah menyelesaikan dua belas juz hanya dalam waktu enam bulan.
Ali juga mampu menghubungkan beberapa ayat ke berbagai subjek yang disebutkan dalam al-Qur’an. Di salah satu kontes al-Qur’an terbesar (dimana ia turut berpartisipasi), hanya ada sedikit kesalahan yang dibuat. Ketelitian dan kecermatan hafalannya jarang dimiliki oleh yang lain. Ia memiliki logat bahasa Arab yang sempurna saat melafalkan al-Qur’an. Ketika diadakan program-program serupa di negara-negara Arab, dia melafalkan semuanya dalam bahasa Arab. Kemampuannya yang lain adalah membuat kuliah dengn kekuatan yang bagus dengan bantuan al-Qur’an dan Nahj al-Balaghah. Karakter ini membuatnya mirip dengan sarjana dan pembicara yang hebat. Dia telah sukses mendapatkan gelar Doktor pada perjalanannya ke Suriah pada tahun 2001. Ayahnya berkata, “Profesor besar dari Suriah secara continue mengetesnya dalam pertemuan ke pertemuan belakang yang diakhiri sekitar sepuluh jam. Di Universitas Damaskus ia telah menjawab seluruh pertanyaan yang kompleks dan mendalam dari para mahasiswa. Setelah beberapa sesi dan menjawab semua pertanyaan ia begitu dihormati dan dihargai karena kemampuannya. October 2, 2009, anakspesial.com
Thank you for visited me, Have a question ? Contact on : youremail@gmail.com.
Please leave your comment below. Thank you and hope you enjoyed...

0 komentar:

*