Tanpa semua ini tentu tujuan membangun rumah tidak pernah terwujud.
Visi keluarga adalah membangun keluarga sakinah yang penuh kasih dan sayang. Sakinah berarti tentram. Tentram karena diridhoi Allah SWT. Bahwa semua unsur keluarga yaitu suami, isteri dan anak-anak hidup dalam ketaatan menjalankan perintah dan menjauhi larangan Allah secara totalitas. Demikian halnya dengan interaksi antara mereka hanya dibangun dengan aturan Islam bukan yang lain. Mereka berlomba untuk saling me-nunaikan kewajiban karena Allah SWT bukan karena ridho manusia. Allah SWT menegaskan:
"Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah Dia menciptakan untuk isteri-isterimu dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepa-
danya dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang." (QS. Ar Ruum; 21).
Suami adalah seorang yang bertaqwa. Dia sangat memahami tanggung jawabnya sebagai pemimpin keluarga. Dialah nahkoda bagi sebuah biduk berisi isteri dan anak-anaknya di dunia dan akhirat. Penentu kebahagian mereka selama-lamanya. Secara pribadi dia rajin beribadah kepada Allah SWT dengan sholat, puasa, membayar zakat, menunaikan haji dan berdzikir.
Menjaga hati, lisan dan amalnya agar senantiasa lurus tidak bengkok. Sebagai pemimpin keluarga dia men-didik, membimbing, mengayomi dan mendorong isteri dan anaknya dalam ketaatan kepada-Nya. Dia hanya menjadikan aturan Allah saja dalam setiap gerak hati, lisan dan amalnya. Dengan perintah Allah dia mem-pergauli isterinya. Dengan perintah Allah pulalah dia mendidik anaknya. Dengan perintah Allah pula dia menafkahi isteri dan anaknya.
Jika fungsi internal keluarga yakni interaksi suami, isteri dan anak yang saling berkasih sayang hanya karena perintah Allah saja maka saatnya mewujudkan fungi ektsternal. suami, isteri dan anak secara personal adalah hamba Allah yang terikat dalam batasan perintah dan larangan-Nya. Mereka tidak hanya sibuk dalam batasan aktivitas dan berjuang untuk kebahagiaan dan kesejahteraan keluarga. Mereka masing-masing memiliki taggung jawab terhadap terbangunnya masyarakat yang sehat dan lurus dalam naungan rahmat Allah SWT dengan melaksanakan aturan-aturannya. Keluarga merupakan bagian dari sebuah masyarakat. Peran keluarga sangat menentukan nasib masyarakat. Disinilah suami, isteri dan anak-anak bahu-membahu untuk memainkan peranan turut membangun masyarakat yang bahagia dan sejahtera dalam ridho Allah SWT. Yaitu menegakkan 'amar ma’ruf nahiy munkar dalam masyarakat. Berjuang bersama dalam upaya menegakkan aturan syari'at-Nya. Gambaran keluarga Nabi saw dan para sahabatnya adalah keluarga sakinah yang telah sukses mengemban fungsi keluarga internal dan ' eksternal.
Misi keluarga sakinah secara internal adalah membentuk sosok suami, isteri dan anak yang berke-pribadian Islam. Yakni memiliki pola pikir dan pola sikap yang berlandaskan Aqidah Islam. Suami, isteri dan anak-anak yang hanya menjadikan Aqidah Islam sebagai standar dalam berpikir dan berbuat. Benar salah, baik buruk dan terpuji tercela setiap persoalan hanya ditentukan oleh keyakinannya terhadap Laa ilaaha illallah muhammadur rasulullah. Bukan dengan seku-larisme, liberalisme, pluralisms, sosialisme, kebatinan atau segala faham selain Islam. Keyakinan bahwa hanyalah Allah Pencipta dan Pengatur alam semesta dengan segala isinya mewajibkan hanya beribadah kepada-Nya tanpa mempersekutukannya. Ibadah dalam makna umum mencakup setiap denyutan jantung dan tarikan nafas serta setiap gerak hati, lisan dan amal. Semuanya itu hanya akan terwujud dengan mencontoh dan meneladani Rasulullah saw dan para sahabatnya.
Suami, isteri dan anak-anak yang memenuhi seluruh tuntutan dan kebutuhan hidupnya hanya dengan mencocokkannya dengan aturan Allah SWT. Suami bekerja keras dengan niat melaksanakan perintah Allah SWT bukan mencari uang semata. Tentu saja hanya dengan pekerjaan yang halal. Suami mendidik dan membimbing isteri dan anaknya dengan Islam juga karena perintah Allah SWT bukan sekedar sebagai bentuk kasih sayang. Isteri melayani suami, mengatur keluarga, mengasuh dan mendidik anak-anaknya hanya karena perintah Allah dan dengan aturan Allah bukan karena kasih sayang semata. Demikian juga anak-anak yang sedang tumbuh dalam naungan kasih sayang tulus, berbakti dan membantu kedua orang tuanya karena Allah dan sesuai aturan-Nya bukan karena balas budi belaka.
Suami yang memikul tugas tanggung jawab untuk membangun masyarakat bahagia dan sejahtera karena peritah Allah dan sesuai aturan Allah mendapat dukungan penuh dari isteri dan anaknya. Isteri akan sangat bangga menyertai seorang pejuang yang rela mengorbankan harta dan dirinya di jalan Allah. Anak-anak akan sangat bahagia dalam naungan kasih sayang dan bimbingan seorang pejuang yang ikhlas dan lurus. Tiada rasa berat, takut maupun ragu dalam hati mereka dengan akhir setiap langkah perjuangan yakni ridho Allah dan surga-Nya. Suami tidak menghalangi isterinya untuk turut berkiprah dalam masyarakatnya khususnya dalam kalangan kaumnya sebagaimana isteri-isteri Nabi saw dan para sahabatnya. Suami isteri sangat bangga dan bahagia melihat anak-anaknya tumbuh dan berkembang dalam latihan ketaatan kepada Allah SWT. Anak-anaklah pelanjut perjuangan keduanya pada masa depan. Kebahagiaan terbesar keduanya adalah ketika berhasil tunaikan tugas melahirkan generasi dambaan ma-
syarakat. Semuanya berbahagia dengan terlaksanakannya fungsi internal dan eksternal hingga keluarga sakinah benar-benar terwujud secara nyata dalam kehidupan.

0 komentar:
*